Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

44

 sejalan dengan meningkatnya kesadaran ekologi yang dipicu oleh
 keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan yang semakin parah dan
 serius dan sudah pasti apabila tidak ditangani dengan baik akan
 memberikan dampak yang buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi
 masyarakat sekarang dan di masa mendatang.

        Sejalan dengan adanya fenomena perubahan iklim (climate change),
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman juga
dihadapkan dengan tantangan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
(antara lain C 02 dan CH4), meningkatkan penyerapan karbon oleh hutan
tropis, dan meningkatnya harga pangan dunia. Dalam mengantisipasi
dampak akibat perubahan iklim, dilakukan upaya adaptasi dan mitigasi
sektor ke-PU-an terutama terkait dengan dukungan infrastruktur pekerjaan
umum dan permukiman untuk menyokong produksi pangan nasional dan
respon terhadap pengelolaan infrastruktur dalam mengantisipasi bencana
yang terkait dengan perubahan iklim seperti penurunan ketersediaan air,
banjir, kekeringan, tanah longsor, dan intrusi air laut. Pada masa
mendatang, kekeringan akan semakin mengancam ketahanan pangan
nasional. Fenomena kekeringan pada daerah-daerah produksi pangan
sudah mulai dialami oleh beberapa wilayah Indonesia. Kenyataan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki risiko tinggi terhadap
bencana alam maupun bencana yang dipicu oleh kegiatan manusia
(antropogenik) tidak dapat disangkal lagi. Bagi Indonesia, bencana
merupakan bagian dari sejarah dan tetap menjadi isu aktual, termasuk
dalam kaitannya dengan pembangunan infrastruktur. Selama satu abad
terakhir (1907-2007), sebuah riset yang dilakukan oleh CRED (Centre for
Research on the Epidemiology o f Disasters) menunjukkan bahwa telah
terjadi 343 bencana alam besar dalam wilayah Indonesia.

       Pelayanan infrastruktur dasar di Indonesia saat ini kondisinya relatif
tertinggal dibandingkan beberapa negara Asia lainnya. Pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur ke-PU-an dan permukiman selama 10 tahun
terakhir belum dilakukan secara baik, sebagaimana ditunjukkan oleh
pendanaan infrastruktur yang masih under-investment (< 2% PDB).
Anggaran pemeliharaan terbatas, demand lebih besar dari supply terutama
   1   2   3   4   5   6   7   8   9