Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
33
melibatkan petani 29.000 KK, dan 7.800 hektare di Kabupaten Gayo Lues
dengan keterlibatan petani sebanyak 4.000 KK. Produksi kopi masyarakat
G a yo sudah diekspor ke sejumlah negara di dunia.
Nam un, ibarat peribahasa ”sapi punya susu, lembu punya nama:
G a yo punya kopi, Belanda punya nama”. Komoditas tradisional yang sudah
menjadi agriculture (tanaman budaya) bagi masyarakat Aceh Tengah itu,
telah terdaftar sebagai merek dagang milik perusahaan Belanda, yaitu
Holland Coffee B .V . dengan nama/merek dagang Gayo Mountain Coffee.™
Perusahaan ini mengancam untuk memperkarakan perusahaan eksportir
kopi Indonesia, yakni para eksportir kopi asli dari dataran tinggi Gayo, yang
mengekspor komoditas kopi dengan menggunakan merek Gayo, sebagai
pelanggaran atas merek yang sudah terdaftar di Belanda. Merek kopi Gayo
hanya boleh digunakan dalam perdagangan internasional oleh perusahaan
yang berbasis di Amsterdam tersebut, sementara untuk perusahaan
Indonesia yang akan mengekspor kopi Gayo disarankan agar menggunakan
nama Kopi Mandheling, padahal Gayo dan Mandailing berbeda.
Sejak tanggal 28 April 2010 Kopi Arabika G ayo telah didaftarkan
sebagai produk indikasi geografis di Indonesia. Namun bukan berarti
masalah sudah selesai karena Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo
(M P K G ), sebagai pemegang hak indikasi geografis, harus melobi organisasi
perdagangan Eropa guna mensosialisasikan indikasi geografis Kopi Arabika
Gayo. Kelompok masyarakat ini juga harus mampu meyakinkan mereka
bahwa Kopi Arabika G ayo adalah produk asli, bukan sekedar merek, yang
hanya dibudidayakan di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan
Kabupaten Gayo Lues.
Persoalan lainnya yang harus diwaspadai juga adalah bahwa produk
yang sudah memiliki sertifikat indikasi geografis pun terancam semakin
berkurang produktivitasnya karena berbagai sebab, antara lain karena
pengalihan alih fungsi lahan. Sebagai contoh, petani lada Muntok di Pulau
Bangka, yang sudah terdaftar indikasi geografis Lada Putih Muntok sejak 28
April 2010, mulai beralih ke tanaman kelapa sawit, karena disamping mudah
12 ‘Kopi Gayo didaftarkan oleh Belanda”, Harian Bisnis Indonesia, Senin, 14 January
2008