Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
34
perawatannya juga dianggap lebih menguntungkan. Salah satu alasan
petani adalah masalah harga lada, sekalipun lada putih Muntok dianggap
memiliki kualitas super dan memiliki konsumen tersendiri, namun dalam
pemasarannya seringkali dipermainkan oleh para tengkulak dan agen-agen
dari negara lain. Dengan berkurangnya minat petani lada Bangka untuk
mengem bangkan produksi lada mereka, akibatnya pasokan lada dunia dari
Indonesia berkurang, dan saat ini mulai diambil alih oleh produsen lada dari
Cina dan Thailand, yang memiliki produk lada dengan tampilan mirip lada
putih Muntok, sekalipun kualitasnya dan karakteristiknya berbeda”.13
Ta n a m a n Te h , yang selama ini dianggap sebagai tanaman tradisional
di hampir seluruh wilayah di Indonesia, saat ini dianggap bukan komoditas
yang menguntungkan. Banyak petani Teh rakyat mengubah lahan tehnya
menjadi pertanian sayur atau perkebunan kelapa sawit, dan karet, bahkan
kayu sengon. Sejak sepuluh tahun terakhir setiap tahun sekitar 3.000
hektare lahan T e h beralih fungsi menjadi perkebunan Kelapa Sawit dan
Karet. Kini, yang tersisa tinggal 120 ribu hektare perkebunan teh milik
pemerintah, swasta, dan rakyat. Produksi yang dihasilkan sekitar 130 ribu
ton per tahun. Kondisi itu membuat Indonesia berada di posisi ketujuh
produsen teh dunia, di bawah Vietnam dan Turki, padahal, sebelumnya
selalu menduduki deretan lima besar. Akibat dari minimnya produksi di
lingkungan domestik pun teh impor mulai masuk.14
Pendaftaran untuk perlindungan indikasi geografis di Indonesia baru
mulai dibuka sejak September 2007, yakni sejak berlakunya Peraturan
Pemerintah No. 51 Tah un 2007 tentang Indikasi Geografis. Data terakhir
yang diterima dari Direktorat Merek, Ditjen Hak kekayaan Intelektual,
Kementerian Hukum dan HAM RI, saat ini baru ada 13 jenis produk asli
Indonesia yang telah memperoleh perlindungan indikasi-geografis.15
13 Ika A Kurniawati, “Perlindungan dan Pemanfaatan Indikasi Geografis Bagi
Perkembangan Ekonomi Indonesia”, Majalah Media HKI, Vol. Ill No. 2 Tahun 2005, him. 13.
http//www.Tempo Interaktif, 3 Ribu Hektar Lahan Teh Beralih Fungsi Tiap Tahun, Minggu, 14
Oktober 2012, diunduh pada pukul 09.43 WIB
15 Lihat lampiran Tabel Komoditas Sumber Kekayaan Alam Indonesia yang Sudah Dilindungi
Indikasi-Geografis