Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

38

 b. Implikasi Ketahanan Pangan Terhadap Kemandirian
           Bangsa

            Premis atau asumsinya adalah bahwa dengan ketahanan
 pangan yang meningkat maka akan terwujud kemandirian bangsa.
 Kemandirian bangsa yang sebelumnya mengandung arti “benar-
 benar mandiri secara mutlatf' tampaknya sekarang sudah tidak
 relevan lagi, karena saat ini tidak ada satupun bangsa di dunia ini
 yang benar-benar mandiri secara mutlak. Pengertian kemandirian
 bangsa di era globalisasi sekarang ini dimaknai sebagai suatu
 kemampuan yang dimiliki oleh suatu bangsa untuk sebanyak
mungkin dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan
konsekuensi:
 1) Kemandirian bangsa tidak akan terwujud apabila ketahanan

           pangan rendah, karena selamanya akan terus menerus
           mengalami ketergantungan kepada pihak lain. Ketahanan
           pangan yang meliputi ketersediaan produksi, distribusi dan
           konsumsi sangat menentukan kemandirian bangsa.
2 ) Jika sum ber kekayaan alam (S K A ) tidak mampu dikelola
           dengan baik dan tanpa ada perlindungan yang layak, maka
           seberapa besarpun potensi S K A tidak akan mampu
           memberikan kesejahteraan kepada rakyat.
3) Kurangnya ketahanan pangan akan menyebabkan posisi tawar
          dalam diplomasi rendah, karena pangan memiliki daya saing
          tinggi dan menyangkut kebutuhan vital siapapun dan negara
          manapun, sehingga negara yang menguasai sumberdaya
          pangan maka akan memiliki barganing power yang tinggi.
4 ) Potensi terjadinya kerawanan pangan dapat menjadi
          kenyataan yang akan mengancam kehidupan masyarakat dan
          stabilitas kemananan nasional sebagai akibat ketergantungan
          pada negara lain sangat tinggi. Contohnya masalah kedelai.
          Kebutuhan konsumsi Indonesia sebesar 2,4 Juta Ton/tahun,
          namun produksi nasional hanya mampu 700.000 ton/tahun.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15