Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

33

         diimpor ke Indonesia. Ini belum termasuk ketergantungan impor 70%
         dari kebutuhan susu nasional, 50% daging, 45% kedelai, 15%
         kacang tanah, 13% garam, dan 10 jagung. Secara umum,
         ketergantungan pangan melalui impor telah menghabiskan dana 51
         triliun rupiah tiap tahunnya.36 Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
         ketahanan pangan nasional masih rawan.

                   Selanjutnya, kondisi petani Indonesia yang memiliki rata-rata
         lahan kurang dari 0,5 hektar tidak mampu untuk berkontribusi besar
         terhadap swasembada dan ketahanan pangan nasional. Karena
         untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja mereka sangat pas-pasan.
         Bahkan sebagian petani adalah petani penggarap yang tidak
         memiliki lahan. Hal ini jelas mengancam ketahanan pangan.

                   Terhambatnya implementasi Reformasi Agraria akan
         mempertahankan, bahkan memperparah struktur kepemilikan tanah
         yang didominasi oleh pemilik modal, namun tidak efektif
         mengolahnya menjadi lahan produktif. Dengan kondisi ini, akan
         mengakibatkan kondisi petani gurem dan petani penggarap akan
         semakin tersudut. Pada gilirannya, produksi pertanian akan semakin
         terbatas sehingga mengancam ketahanan pangan.

                  Situasi petani yang semakin sulit karena keterbatasan lahan
         memaksa mereka untuk melakukan konversi ke non pertanian,
         karena dengan lahan yang sempit tidak cukup memberikan produksi
         pertanian yang efisien. Akibatnya, lahan pertanian semakin
         berkurang, produksi pangan pun akan berkurang. Hal ini akan
         mengakibatkan menurunnya produksi padi nasional yang artinya
         akan mengancam swasembada dan ketahanan pangan.

                  Karenanya, terhambatnya implementasi Reformasi Agraria
         bukan hanya akan mengrangi lahan pertanian produktif, tapi juga
         akan mengakibatkan berkurangnya jumlah petani dan produksi
         pertanian. Sehingga sulit mempertahankan ketahanan pangan
         nasional.

36 Ibid, hal 375
   1   2   3   4   5   6   7   8   9