Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
78
nilai-nilai baru, seperti neo-liberalisme, radikalisme dan
anarkhisme. Sejak era pasca reformasi 1998 bangsa
Indonesia lebih cenderung ke dalam sistem kapitalisme liberal
di bidang ekonomi, sedangkan di bidang politik dan kebijakan
pemerintahan telah terkoreksi, terjadi perubahan secara
paradigmatis dengan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi
dan otonomi, yang merupakan pengaruh dari negara
penganut paham kapitalisme liberal. Krisis politik dan
kebudayaan sangat terkait dengan soft power bangsa
Indonesia, yang berupa KKN, arogansi sektoral,
golonganisme, materialisme, individualisme dan bahkan
hedonisme yang mengakibatkan hilangnya saling percaya dan
rasa empati di dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat,
yang sangat mempengaruhi implementasi nilai-nilai Pancasila.
2) Pemerintah bersama tokoh adat, tokoh agama dan
tokoh pemuda menggalakkan kepada semua komponen
masyarakat agar memiliki daya tahan dan daya tangkal
terhadap pengaruh ideologi dan budaya asing dengan cara
memupuk dan memelihara budaya lokal yang ada di daerah,
melalui metode sosialisasi, dengan tujuan untuk mencegah
adanya kecenderungan budaya politik baru, dimana para elit
politik saat ini tidak perlu lagi menghargai perjanjian atau
komitmen politik yang dibuat mereka, baik janji politik saat
kampanye, ataupun komitmen politik antara pemerintah RI
dengan berbagai pihak manca negara. Paham nilai-nilai
budaya asing melalui sistem informasi dan komunikasi
menyebabkan masyarakat mengalami situasi anom r
kehilangan jatidiri bangsa Indonesia. Untuk itu ancaman
penguasaan oleh budaya asing, harus segera diupayakan
secara serius dan sistematis, agar "menemukan kembaliā
jatidiri bangsa dengan konsep nilai-nilai Pancasila sebagai
common denominator.