Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

73
Parpol ke Parpol lain sebagai akibat dari rapuhnya sistem kaderisasi dan
ideologisasi suatu Parpol karena kerap memilih cara pintas dengan
kaderisasi instan. Menurut penulis ada 3 (tiga) alasan mendasar yang
melatarbelakangi mengapa seorang kader Parpol melakukan hal
tersebut yaitu karena masalah ketidak sepahaman ideologi, merasa
tidak ada lagi yang diharapkan dari Parpol yang menaunginya dan
adanya kepentingan pragmatis dari individu kader untuk meraih
kekuasaan sehingga tidak ada komitmen pribadi untuk membesarkan
partainya.

5) Parpol membuat dan mengimplementasikan program pelatihan
yang baku bagi para kader potensial yang akan dicalonkan sebagai
anggota legislatif . Hal ini dirancang guna mempersiapkan dan
memberikan pembekalan bagi para kader tersebut, agar nantinya jika
terpilih pada pemilihan anggota legislatif dapat segera beradaptasi di
lingkungan yang baru. Adapun materi pelatihan tersebut dapat berupa :
Perancangan Undang-Undang (Legislative Drafting), Manajemen Krisis
(Crisis Management), Perencanaan Strategis (Strategic Planning),
Hubungan Eksekutif-Legislatif, Rapat Kerja dengan Eksekutif serta
Pengambilan Keputusan (Decision Making), berdasarkan keahlian,
pengalaman, loyalitas dan dedikasi, guna meniadakan lahirnya calon
pemimpiin yang tidak mengakar dan hanya bermodalkan kedekatan pada
para elit parpol semata.

6) Parpol meningkatkan transparansi dan objektivitas metode
regenerasi kepemimpinan di Parpol yang akan dicalonkan sebagai
pimpinan nasional secara konsisten dan konsekwen , baik yang berasal
dari luar (external) maupun yang berasal dari dalam (internal) Parpol
dengan jalan : melakukan proses rekruitmen yang lebih terbuka dan
selektif dengan mengutamakan rekam jejak (track record) dari calon
pimpinan nasional yang direkruit, kemudian melakukan fungsi
komunikasi politik kepada kader, konstituen maupun masyarakat
 sebagai bentuk pertanggungjawaban politik dengan menyampaikannya
 secara terbuka hasil keputusan yang diambil beserta segala
pertimbangan yang mendasarinya. Sedangkan untuk regenerasi
kepemimpinan di lingkungan internal Parpol, hendaknya mengutamakan
   1   2   3   4   5   6   7