Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
62
konsisten menjaga keutuhannya, dalam arti bahwa Parpol mampu
mengorganisir dirinya selayaknya mengatur negara dalam keharmonisan dan
persatuan yang kokoh. Apabila banyak masalah internal yang dihadapi Parpol
maka hal ini berarti mereka masih harus belajar lebih banyak untuk menjaga
keutuhan masing-masing. Terlepas dan alasan adanya perbedaan prinsip
sesama elite Parpol, pecahnya Parpol membuktikan bahwa masih banyak hal
yang m em buat elite politik nasional belum bisa bersatu dan sepakat tentang
bentuk sistem politik yang mapan. Pembentukan Parpol baru yang merupakan
pecahan dari Parpol yang lama juga turut membawa massa yang sama ke arah
pertentangan. Perpecahan elite akan membawa dampak terhadap perpecahan
masyarakat pendukung. di akar rumput. Pendukung tokoh A akan menarik
massanya menjauh dan memusuhi tokoh C sehingga keduanya dalam posisi
frontal yang ketika ada satu pemicu, kerusuhan massa tak terhindarkan.
Dengan demikian, Parpol secara sadar telah menerapkan prinsip-prinsip good
corporate governance dan menyiapkan diri mereka menjadi partai modern yang
memiliki basis massa yang jelas serta memiliki kinerja organisasi yang teruji
dan terpuji. Sebagai indikator penting telah berlangsungnya proses kaderisasi
dan Regenerasi yang profesional dan sehat di intrenal Parpol adalah bila
masyarakat telah terdidik untuk memilih Parpol berdasarkan program Parpol
dan track record dari para elit Parpol sehingga pilihan mereka didasarkan pada
rasionalisme bukan emosional sesaat yang disebabkan oleh citra yang
dibentuk oleh Parpol atau figur dari para elit Parpol, baik itu juru kampanye,
calon anggota Legislatif atau siapapun yang mencalonkan diri melalui
Parpolnya, termasuk pada mereka yang menjalankan politik uang. Gerakan
demokratisasi di tanah air ditakutkan justru terus menjauh. Ironis sekali karena
justru ketika pemilih menjadi lebih otonom, itulah yang semestinya menjadi
pendorong bagi elite Parpol untuk memaksimalkan fungsinya dan berupaya
berkampanye demi meraih simpati publik dan memperhatikan idealisme
mereka. Dalam jangka panjang, hal inilah yang akan mendidik rakyat untuk
dapat memahami politik secara benar. Masyarakat seharusnya tidak hanya
mendapatkan pendidikan politik pada saat mendekati masa pemilu tetapi setiap
saat mendapatkannya dari Parpol
b. Aspek Budaya Transaksional di Parpol.
Penulis memandang penting untuk lebih mengoptimalkan kinerja dari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah satu indikator

