Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
32
Data terakhir menunjukkan bahwa kemampuan ekspor
komoditas pertanian periode Januari-Maret 2012 surplus sebesar US$
5,7 Miliar. Surplus perdagangan komoditi pertanian Januari-Maret 2012
mengalami peningkatan 29,98 persen dibanding periode yang sama
pada tahun 2011. Volume ekspor mengalami kenaikan 48,55 %. Nilai
ekspor komoditi pertanian Januari-Maret 2012 sebesar US$ 8,78 miliar
mengalami penurunan 0,16 % dibanding nilai ekspor periode yang
sama tahun 2011.30 Penurunan nilai ekspor disebabkan oleh adanya
penurunan harga akibat terjadinya kelebihan pasokan dengan
membaiknya cuaca, sementara permintaan berkurang akibat krisis
hutang di Eropa dan melambatnya pertumbuhan ekonomi China.
Komoditas beras, jagung, kedelai, gula dan daging pada triwulan
pertama tahun 2012 neraca perdagangannya menunjukkan bahwa
angka impor lebih besar dibanding ekspornya. Meskipun demikian
perubahan angka defisit tersebut mengalami penurunan dari januari
hingga maret, berarti terjadi penurunan impor dari kelima komoditas
tersebut. Beras terjadi penurunan angka defisit 38,56 persen; jagung
17,96 persen; gula 183,95 persen. Sementara kacang kedelai nilai
defisit ekspornya mengalami peningkatan 82,11 persen. Apabila
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2011, angka
defisit meningkat baik volume ataupun nilai masing-masing 58,51
persen dan 51 persen.31
Ketergantungan terhadap pangan impor menempatkan
Indonesia pada kondisi dilematis. Fluktuasi harga pangan dunia siap
menguras devisa lebih besar lagi. Seperti terjadinya krisis ekonomi
yang terjadi di benua Eropa bahkan menyusul krisis finansial dan
gangguan cuaca ekstrem di AS telah menyeret negara-negara
30 Kompas tanggal 1 Agustus 2012, h. 15 tentang Pilar Ketahanan Pangan Indonesia.
31 Kompas tanggal 1 Agustus 2012, h. 15 tentang Pilar Ketahanan Pangan Indonesia, ibid.