Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
59
menjalani kaderisasi kepemimpinan pada parpol di mana mereka bernaung.
Kalaulah kaderisasi kepemimpinan kita masih seperti yang terjadi sekarang,
dimana hanya melihat aspek hak memilih dan dipilih seorang warga negara,
tanpa di sisi lain mempertimbangkan proses pembangunan demokrasi dengan
membangun parpol yang kuat dan profesional sebagai organisasi politik, maka
wajah pemimpin politik yang akan menghiasi ranah kepemimpinan nasional
yang berasal dari partai politik di negeri ini akan kian sulit didefinisikan.
Hal itu bukan ingin mengartikan bahwa parpol telah gagal melakukan
kaderisasi kepemimpinan sipil, akan tetapi proses untuk membangun demokrasi
sejalan dengan membangun kepemimpinan politik sipil-lah yang menjadi acuan
berpikir kita. Dimana kita harus membangun keduanya, yaitu parpol yang kuat
dan kader pemimpin sipil yang matang dengan bersamaan tanpa bisa
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Jika tidak, maka
demokratisasi dapat dipastikan akan gagal.
Kaderisasi kepemimpinan nasional tidak boleh hanya disiapkan dengan
melihat aspek hak memilih dan dipilih seorang warga negara saja, namun harus
dapat mewadahi proses pembangunan demokrasi dengan mendorong
tumbuhnya parpol yang kuat dan profesional sebagai organisasi politik yang
melembaga yang akan melahirkan kader-kader pemimpin nasional kalangan
sipil. Keduanya harus dibangun, yaitu parpol yang kuat dan kader
kepemimpinan sipil yang matang dengan bersamaan tanpa bisa dipisahkan
antara yang satu dengan yang lainnya sehingga demokrasi yang dijalankan di
negeri ini semakin memberikan kontribusi bagi pembangunan sistem politik.
Untuk itu apabila dikaitkan dengan kebutuhan terhadap stabilitas politik
yang dibangun dari sistem dan proses politik yang beretika dalam menjalankan
kehidupan kenegaraan, maka seorang pemimpin politik harus lahir dari
kaderisasi kepemimpinan politik, selain ia akan kuat secara politik sebagai
individu juga memiliki kekuatan yang legitimit secara keorganisasian politik
karena ia tumbuh dan besar serta ditempa dalam organisasi politiknya.
Stabilitas politik akan tumbuh secara alami karena kepemimpinan politik
didorong oleh partai politik yang mengedepankan etika berpolitik sebagai
kehormatan partai dan kekuatan politik yang akan melahirkan elit kepemimpinan
nasional yang tangguh serta terhormat.

