Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
61
Pendidikan politik harus dapat menopang terwujudnya para elite yang
memiliki sikap konsisten pada komitmen, sikap tanggap terhadap aspirasi
masyarakat, sikap keterbukaan, sikap kebersamaan, semangat pengabdian
yang tinggi, sikap loyalitas dan semangat untuk menegakkan keadilan.
Pendidikan politik bagi masyarakat juga harus dapat menopang terwujudnya
masyarakat yang memahami secara utuh sistem politik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945, serta menyadari arti pentingnya
wawasan kebangsaan.
Dengan memperhatikan pengaruh perkembangan lingkungan strategis
yang telah menyebabkan pergeseran dalam perkembangan tingkat kesadaran
politik, kepribadian politik dan partisipasi politik, maka pendidikan politik
kedepan diharapkan dapat mencapai kondisi sebagai berikut:
1) Meningkatnya kesadaran politik masyarakat. Kesadaran politik
merupakan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban politiknya
sebagai warga Negara sehingga dalam kehidupan politik merupakan hal
yang mendasar karena menyangkut tingkat pemahaman, keyakinan dan
keikhlasan setiap warga dalam menjalankan hak dan kewajiban politiknya
secara benar dan bertanggung jawab serta akan mendorong , sekaligus
memberi corak terhadap sikap dan perilaku politik (etika politik)
seseorang. Pendidikan politik yang diberikan oleh partai politik kepada
masyarakat diharapkan akan menciptakan suatu kesadaran etika
maupun budaya politik demokratis pada masyarakat. Apabila kondisi
kesadaran pada budaya politik demokratis sudah tumbuh pada
masyarakat maka partisipasi politik masyarakat akan meluas, dan yang
lebih penting adalah secara demokratis pula masyarakat dapat
memberikan penilaian terhadap partai politik mana yang mampu untuk
merepresentasikan dirinya, yang sudah barang tentu partai politik
tersebut akan menjadi pilihannya. Dalam hal ini partai politik juga perlu
berupaya untuk memahami sekaligus melaksanakan fungsinya
semaksimal mungkin, partai politik harus mengambil peran sebagai
mediator hubungan rakyat dengan kekuasaan dan memaksimalkan
dirinya untuk benar-benar menjadi “ penyambung lidah “ masyarakat,
minimal konstituen politiknya.

