Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI

12

serius dari pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan nasional
saat ini.

Perubahan iklim (anomali) yang berakibat pada timbulnya berbagai
bentuk bencana alam seperti banjir, kekeringan, tanah longsor dan lain
sebagainya akan membawa dampak terhadap kehidupan sosial
masyarakat dan dapat mengganggu mata rantai sistem ketahanan pangan
nasional yaitu ketersediaan, distribusi dan konsumsi yang sangat
tergantung pada tingkat perubahan iklim global tersebut. Secara umum
dampak penyimpangan iklim, yaitu : berupa penurunan atau bahkan
kegagalan produksi pertanian, seperti: kegagalan panen tanaman pangan
akibat kekeringan, kegagalan panen akibat banjir, penurunan produksi
holtikultura, kebakaran hutan yang memengaruhi produksi kayu dan hasil
hutan, dan kegagalan produksi kegiatan budidaya perikanan air tawar
akibat kelangkaan air atau bahkan kebanjiran; curah hujan yang cukup
tinggi, memicu terjadinya gerakan tanah (longsor) yang berpotensi
menimbulkan bencana alam, berupa . banjir dan tanah longsor; curah hujan
yang sangat rendah dibarengi peningkatan suhu udara, menyebabkan
terjadinya kekeringan. Kekeringan potensial menjadi penyebab terjadinya:
penurunan ketersediaan air, yang akan mengganggu proses budidaya
pertanian; kebakaran hutan; tidak maksimalnya operasionalisasi
pembangkit tenaga listrik (PLTA).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka keberhasilan kewaspadaan
nasional terhadap pemanasan global dalam gerak laju penyelenggaraan
pembangunan nasional yang didasari dan ditopang oleh paradigma
nasional sangat tergantung pada sikap mental bertanggung jawab, tekad
yang bertolak dari keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
Pancasila, UUD NRI 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional .
Oleh sebab itu, Paradigma Nasional merupakan payung dan nilai dasar
yang harus menjadi tuntunan dalam meningkatkan kewaspadaan nasional
terhadap pemanasan global guna mendorong ketahanan pangan dalam
rangka mewujudkan kemandirian bangsa.