Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
bangsa, m aka permasalahan yang dapat diidentifikasi terkait dengan
pemutakhiran sistem pengelolaan sumberdaya hayati guna mendukung
ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa adalah sebagai
berikut:
a. Masih lemahnya sistem kelembagaan pengelola sumberdaya
hayati. Indonesia belum mempunyai sistem dan kelembagaan yang
kuat dan efektif untuk pengelolaan keanekaragam an hayati. Akibatnya,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan lestari
keanekaragam an hayati belum terpadu. Pengelolaan keanekaragam an
hayati dilakukan oleh berbagai lembaga tanpa mempunyai wewenang
hukum yang jelas. Koordinasi dan integrasi program di antara para
pengelola am at lemah, salah satunya karena tidak ada arahan nasional
yang kuat dan diakui yang mendasari perencanaan setiap sektor.
Akibatnya keputusan yang dibuat sering parsial dan bahkan keputusan
satu sektor bisa bertentangan dengan sektor lainnya. Kelemahan di
segi kelembagaan juga mempengaruhi koordinasi pelaksanaan
kewajiban terhadap berbagai konvensi intemasional, misalnya KKH,
Konvensi Ramsar dan CITES.
b. Masih lemahnya sistem informasi sumberdaya hayati.
Penurunan mutu dan jumlah keanekaragaman hayati serta dampaknya
terhadap keadaan fisik dan sosio-ekonomik merupakan indikasi
terhadap kebutuhan mendesak terhadap perencanaan dan pengelolaan
terintegrasi di Indonesia. Untuk itu, diperlukan pem ahaman yang
menyeluruh atas kekayaan sumber daya hayati yang ada. Namun
sejauh ini masih sulit mengetahui secara tepat (a) seberapa besar
keanekaan sumberdaya hayati yang ada, (b) bagaimana sebaran
potensinya dan dimana saja lokasinya, serta (c) apakah jenis-jenis
sum berdaya hayati tersebut masih punya kemampuan lestari dan lain
sebagainya. Dan saat ini, yang paling mendesak ialah dimanakah
wilayah-wilayah kritis keanekaragaman hayati yang perlu segera
40