Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

Masih tingginya alih fungsi hutan. Dalam kurun waktu hingga tahun
 2007, telah terjadi perubahan pemntukan kawasari hutan untuk perkebunan
 seluas 4.741.194 ha (Tabel 3 dalam Lampiran). Berdasarkan data pada tabel
tersebut tampak bahwa perubahan kawasan hutan untuk perkebunan di lima
provinsi terbesar adalah Provinsi Riau seluas 1.564.061 ha, Provinsi
Kalimantan Tengah seluas 619.868 ha, Provinsi Kalimantan Timur seluas
510.580 ha, Provinsi Jambi seluas 345.776 ha, dan Provinsi Papua seluas
286.982 ha. Meskipun tidak disertai keterangan jenis perkebunan apa saja
konversi dari kawasan hutan menjadi perkebunan, dapat diperkirakan bahwa
sebagian besar alokasi lahan tersebut adalah untuk perkebunan kelapa
sawit. Meskipun perkebunan ini memberikan keuntungan ekonomi yang
cukup besar mengingat perkebunan kelapa sawit sedang menjadi
primadona, sebaiknya jugaharus dipertimbangkan pengaruh negatifnya,
utamanya terkait dengan distribusi keuntungan ekonomi terhadap
masyarakat lokal dan dampaknya terhadap lingkungan hidup, utamanya isu
hilangnya keragaman hayati dan gangguan hidrologi.

       Masih tingginya laju deforestrasi. Sebagai negara tropis dengan luas
hutan terbesar ke tiga di dunia, hutan tropis Indonesia mempunyai fungsi
sosialekonomi dan ekologi penting bagi rakyat dan pemerintah Indonesia.
Karena kekayaan hayati hutan tropis itulah, Indonesia juga menyandang
julukan sebagai negara mega biodiversity atau negara dengan keragaman
hayati yang sangat kaya. Oleh karena adanya fungsi sosial-ekonomi dan
ekologis di satu sisi, dan tingginya laju deforestasi, menyebabkan pentingnya
pelestarian hutan di Indonesia.

       Berdasarkan data Statistik Kehutanan 2008, laju deforestrasi per tahun
dari 2000-2005 dapat dilihat pada Tabel 4 (Lampiran). Sedangkan Gambar 1
(Lampiran) menunjukkan perbandingan laju deforestasi pada periode 2000-
2006 dan berkurangnya tutupan lahan periode 2009-2010.Tabel tersebut,
selain menunjukkan bahwa laju deforestasi di pulau-pulau kaya hutan
tersebut tetap tinggi, pola deforestasi juga bersifat fluktuatif (naik-turun), dan
tidak menunjukkan pola menurun secara sistematis. Maknanya, upaya-

                                                                                                       32
   1   2   3   4   5   6   7   8   9