Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

26

 dibangun menuju ketahanan pangan nasional yang berbasis pada penyediaan
 pangan di tingkat individu”. Paradigma baru dalam pembangunan sistem pangan
 nasional ini akan menjamin ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, lokal,
 regional dan nasional. Meskipun demikian, mengingat kompleksnya
 permasalahan yang tercakup, ketahanan pangan di kelima jenjang itu hendaknya
 dibangun secara bersamaan. Ketahanan pangan nasional bermakna pengadaan
 pangan nasional (yakni penyediaan pangan secara nasional), dan distribusi
 pangan nasional (yakni penyediaan pangan di setiap individu). Kedua makna ini,
menuntut adanya kebijakan pangan secara nasional yang dipegang
wewenangnya oleh pemerintah pusat (yang berfungsi steering) dan kebijakan
pangan secara regional, lokal, rumah tangga, dan individu yang dipegang
wewenangnya oleh pemerintah daerah otonom (kabupaten/kota, yang berfungsi
rowing). Fungsi steering oleh pemerintah pusat berupa arah pembangunan
ketahanan pangan sebagai komponen yang penting bagi kesejahteraan dan
keutuhan bangsa Indonesia.

       Jika merujuk pada karya George Ritzer dalam bukunya “McDonaldization of
Society. An Investigation into the Changing Character of Contemporary Social
Life” (1995) membahas kesuksesan McD yang diusung oleh Amerika telah
menjadi fenomena global (global phenomenon). Wabah McDonald sesungguhnya
berakar dari ide rasionalitas, yang bisa diartikan sebagai penggunaan pikiran
untuk menentukan untung-rugi atas segala sesuatu. Karena kesuksesannya,
banyak orang meniru prinsip di atas. McDonald menjadi wabah, yang kemudian
oleh Ritzer disebut sebagai McDonaldisasi. Artinya adalah suatu proses
masuknya prinsip-prinsip restoran siap saji ini ke berbagai sektor lain dalam
kehidupan masyarakat Amerika, juga dunia. Menurut Ritzer, franchise dari Mc
Donald berdasar pada empat prinsip : (1) Prinsip Efisiensi yang juga disebut
sebagai metode optimal untuk memindahkan orang dari satu titik ke titik lain.
McDonald menerjemahkannya sebagai perubahan secepatnya dari lapar ke
kenyang, restoran tersebut melaksanakan prinsip uniformitas, menu standard,
porsi yang sama dengan harga yang sama, serta kualitas yang sama dalam setiap
restoran McDonald. McDonald menerapkan juga prinsip kalkulabilitas, alias aspek
kepastian terukur tentang kuantitas produk yang diperoleh. (2) Kalkulabilitas.
Bisnis yang diadakan haruslah dapat dihitung untung ruginya. Apabila tidak
memungkinkan, maka dicari jalan pemecahan agar bisnis tetap memberi
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18