Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17

43

mempertebal cadangan devisa Indonesia. Namun harus kita sadari pula
bahwa kontribusinya terhadap peningkatan pendapatan masih dapat kita
tingkatkan lebih tinggi lagi. Hal ini karena selama ini kita lebih banyak
mengekspor komoditas mentah tanpa didahului upaya peningkatan nilai
tambah. Sehingga nilai yang kita dapatkan juga tidak benar-benar
maksimal dibanding bila telah diolah menjadi barang jadi yang diap
untuk dipakai.

     Bila kita lihat kontribusi pengelolaan SKA terhadap dua poin diatas,
yakni yang kedua adalah mengenai ketersediaan bahan baku dan bahan
bakar yang mendukung proses pengembangan ekonomi dan
industrialisasi, serta yang ketiga adalah perannya dalam meningkatkan
daya saing bangsa, maka kita bisa menilai bahwa kontribusi pengelolaan
SKA terhadap kemajuan ekonomi Indonesia adalah masih sangat
kurang. Pengelolaan SKA selama ini cenderung mengabaikan
pemenuhan kebutuhan industri dan kemajuan ekonomi dalam negeri,
dan mengurangi pasokan untuk kebutuhan dalam negeri dibandingkan
dengan langsung mengekspornya.

     Kondisi ini membuat industrialisasi di Indonesia tidak berkembang,
sehingga akan cenderung terus memelihara ketergantungan Indonesia
terhadap bangsa asing. Hal ini juga membuat kita semakin tertinggal
karena tidak memiliki daya saing yang memadai dibanding dengan
bangsa lain yang selalu memprioritaskan kemajuan ekonomi dalam
negeri. Kurangnya pasokan bahan baku dan bahan bakar serta kondisi
perlistrikan di Indonesia membuat investor menjadi ragu untuk
menjalankan bisnis di Indonesia

b. Implikasinya terhadap Pembangunan Nasional

    Kondisi pengelolaan SKA seperti dijelaskan di atas, jelas membawa
pengaruh yang sangat signifikan terhadap pembangunan nasional yang
berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari tiga indikator, yakni yang pertama
pada kemampuan kita untuk dapat meningkatkan cadangan devisa
   12   13   14   15   16   17   18