Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
BAB VII
PENUTUP
28. Kesimpulan
“Wahai manusia sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari
seorang lakhlaki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah
orang yang paling bertaqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha
Tahu lagi Maha Mengenar. (Surat Al-Hujurat ayat 13).
Sejalan dengan Firman Allah SWT dalam agama Islam, maka nilai-
nilai kearifan lokal Indonesia yang beraneka ragam (berbeda-beda) pada
hakekatnya adalah fitrah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada
rakyat Indonesia yang patut disyukuri sehingga menjadi modal dasar
terwujudnya bangsa Indonesia yang bersatu dan memiliki identitas nasional.
Oleh karena itu, kesadaran dan pemahaman secara tepat tentang revitalisasi
nilai-nilai kearifan lokal berikut implikasi dan kontribusinya terhadap identitas
nasional harus terns diimplementasikan secara berkelanjutan kepada
segenap bangsa Indonesia.
Kearifan lokal (local wisdom) sesungguhnya mengandung banyak
sekali nilai-nilai luhur yang berguna dalam mengatur interaksi kegiatan
masyarakat atau komunitas, memperlakukan alam sekitar atau lingkungan,
termasuk pola pergaulan yang arif dan bijaksana, serta hubungan manusia
dengan penciptanya sehingga menjadi inspirasi bagi lahirnya sila-sila
pancasila. Seiring perkembangan jaman yang ditandai oleh derasnya arus
globalisasi dan perubahan paradigma nasional menyebabkan nilai-nilai
kearifan lokal tersebut menjadi terabaikan, sehingga berimplikasi pada
melemahnya identitas nasional. Nilai-nilai kearifan lokal yang dahulu
menjadi pedoman hidup bersama, berubah menjadi nilai-nilai individual.
Perubahan terkait nilai-nilai kearifan lokal adalah memudarnya
kebersamaan, gotongroyong, toleransi, solidaritas, kekerabatan yang
berganti menjadi sikap individualis, tidak acuh terhadap lingkungan sosial
107