Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
22
sangat jelas menunjukkan adanya keterkaitan energi dengan pertumbuhan
ekonomi. Negara berkembang mengekspor sumber daya energi dengan
harga mahal, tetapi juga mengimpor barang lain dengan harga lebih mahal,
sebab dalam proses biaya produksi meningkat akibat adanya krisis energi.
b. Teori Sekuritisasi
Menurut Barry Buzan, Ole Waefer dan Jaap de Wilde, sekuritisasi
berarti pengidentifikasian isu tertentu (baik politik maupun non-politik) untuk
dijadikan sebagai agenda keamanan. Aktor yang berperan dalam proses
sekuritisasi pada umumnya didominasi oleh negara (walaupun tidak
selamanya negara). Proses sekuritisasi berkaitan erat dengan terminologi
ancaman yang bersifat lintas sektoral, yakni sektor militer, sektor ekonomi,
sektor sosial, dan sektor lingkungan.23 Dalam hal ancaman di sektor
ekonomi, ketidakstabilan ekonomi termasuk salah satu isu yang perlu
diidentifikasi oleh negara untuk diambil tindakan-tindakan antisipasinya.
c. Teori Keamanan Energi
Kedaulatan di bidang energi dicapai dengan adanya keamanan
dibidang energi. Menurut Michael T. Klare, keamanan energi adalah isu
yang harus diantisipasi oleh negara sebagai aktor utama, melalui
penyelenggaraan berbagai kebijakan. Dalam hal ini Klare mendukung
intervensi negara untuk mengatur akuisisi dan distribusi pengelolaan energi
yang dibenarkan dalam konteks keamanan energi. Hal ini dilakukan
dengan memberikan insentif yang tepat dan membuat instrumen kebijakan
yang memaksa pihak swasta untuk mengambil langkah yang diperlukan,
dalam memproduksi dan mejamin pasokan energi yang memadai demi
kepentingan energi negara tersebut. Jika pihak swasta tidak mampu, maka
pemerintah harus siap untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Oleh
karenanya, secara normatif keamanan energi dapat dicapai lewat dua
upaya. Pertama, menjamin ketersediaan energi dengan mendapatkan
23 Barry Buzan, et al, Security: A New Framework for Analysis (Colorado: Lynne Rienner,
1998), him. 23-24.

