Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

83

penanganan konflik sosial. Untuk skala provinsi, gubernur yang
bertanggung jawab. Demikian pula bila skalanya pada tingkat
kabupaten atau kota maka bupati atau walikota sebagai
penanggung jawab penanganan konflik sosial yang terjadi di
wilayahnya.

c. Strategi 3.  Penanganan Konflik Sosial Hams Menyentuh

Akar Masalah Konflik

Strategi ini bisa diwujudkan bilamana data konflik telah

terintegrasi dan penanganan konflik sudah dilaksanakan secara

terpadu. Data konflik yang telah terintegrasi merupakan modal

dasar kekuatan informasi berkaitan dari pemetaan masalah di

lapangan. Data yang akurat didukung dengan penanganan konflik

yang dilaksanakan secara terpadu adalah salah satu komponen

pendukung dalam mencari akar masalah konflik yang sebenarnya.

Akar masalah konflik adalah intisari daripada konflik yang

dianalogikan sebagai api dalam sekam. Dimana bila tidak

diselesaikan dengan bijak, maka akan ditemui permasalahan-

permasalahan baru atau embrio-embrio konflik lainnya yang jauh

lebih kompleks akar masalahnya. Sulit ditemukan bilamana tidak

ada jalinan komunikasi dan koordinasi. Penyebab konflik belum

tentu merupakan akar masalah konflik, bisa jadi penyebab konflik

adalah hanya sebagai pemicu dari akar masalah yang ada.

Bilamana perbedaan pemahaman dimaksud terjadi, maka

penanganan konflik jauh dari yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu

adanya kesepahaman dari instansi yang menangani konflik dalam

menemukan akar masalah yang sesungguhnya.

Untuk menemukan akar masalah konflik dapat mengacu

kepada salah satunya teori konflik Smelser. Teori ini menyebutkan

bahwa konflik terjadi meliputi 6 (enam) tahapan, yaitu: (1) structural

condusiveness atau struktural yang normal; (2) structural strain

atau ketegangan struktural; (3) spread of generalized beliefs atau
   10   11   12   13   14   15   16