Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

42

     nasional belum sebanding dengan jumlah muatan baik antar pulau,
    apalagi muatan intemasional. Dilihat dari kualitas, 25 % armada niaga
    nasional telah berusia di atas 25 tahun dan 66 % merupakan kapal
     kecil ukuran dibawah 1.000 DWT. Meskipun telah dimiliki beberapa unit
    kapal peti kemas, akan tetapi kapasitasnya maksimum 3.500 TEUs
    atau kapal generasi feedermax dan panamax, sedangkan kapal
     kontainer asing yang beroperasi dalam pelayaran intemasional,
     merupakan kapal generasi post panamax dan new panamax dengan
     kapasitas 5.000 - 10.000 TEUs, bahkan beberapa diantaranya kapal
    generasi ultra large container vessel dengan kapasitas diatas 14.500
    TEUs. Terbatasnya jumlah armada nasional, juga ditandai dengan
     masih beroperasi 562 kapal asing untuk kegiatan angkutan laut dalam
     negeri.

         Keadaan diatas mengakibatkan armada niaga nasional tidak
     mampu bersaing dalam merebut pangsa muatan. Pada tahun 2011,
     pangsa muatan armada angkutan laut nasional untuk pelayaran dalam
     negeri hanya mencapai 98,82% dan asing 1,18%, sesuai dengan
     ketentuan azas cabotage, pangsa armada nasional seharusnya
     mencapai 100%. Demikian halnya dalam kegiatan pengangkutan
     barang luar negeri, pangsa armada angkutan laut nasional hanya
     mencapai 9,50%, dan selebihnya dikuasai oleh kapal asing.

         Ketidakmampuan armada niaga nasional meraih pangsa muatan
     yang tinggi khususnya angkutan laut luar negeri, membawa dampak
     negatif terhadap defisit transaksi berjalan atas jasa-jasa transportasi
     laut luar negeri dalam neraca pembayaran Indonesia. Selama tahun
     2012, telah terjadi defisit transaksi berjalan atas jasa transportasi
     ekspor dan impor sebesar USD 10,8 miliar dan jika dibandingkan
     dengan tahun 2011, terjadi peningkatan defisit sebesar USD138 juta.23

         Keterbatasan jumlah dan kualitas armada niaga angkutan laut
     nasional, mengakibatkan konektivitas 1.620 pulau yang berpenghuni
     masih rendah. Aksesibilitas transportasi laut, diukur dari ketersediaan

23 Bank Indonesia, 20 1 3 , Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Realisasi Triwulan IV-2012,
   Jakarta, Grup Neraca Pembayaran, him 29
   9   10   11   12   13   14   15   16