Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11

39

Beberapa kegiatan ekonomi masyarakat kurang memperoleh nilai
tambah ekonomi yang optimal, karena didistribusikan pada waktu yang
tidak tepat dan dibebani dengan biaya ekonomi tinggi sehingga daya
saing ekonomi masyarakat menjadi rendah pula. Secara nyata implikasi
pelayanan transportasi laut terhadap kegiatan ekonomi masyarakat
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Implikasi terhadap distribusi barang antar pulau dan

    internasional.

    Pada tahun 2011, armada niaga angkutan laut nasional hanya
mampu mendistribusikan barang sebesar 316,5 juta ton dari 320,3 juta
ton muatan angkutan laut dalam negeri, dan muatan angkutan luar
negeri hanya 551,8 ribu ton dari 580,9 juta ton muatan angkutan laut
luar negeri. Hal ini berarti, armada niaga angkutan laut nasional belum
mampu mendukung kelancaran distribusi barang yang dihasilkan dari
kegiatan ekonomi masyarakat.
2) Implikasi terhadap Sistem Logistik Nasional.

    Pada tahun 2011, ranking Indonesia dalam Logistic Performance
Indeks (LPI) hanya berada pada urutan 75 dari 155 negara, jauh berada
dibawah rangking Singapore (2), Malaysia (29), Thailand (35), Filipina
(44), dan Vietnam (53). Salah satu faktor penyebab rendahnya LPI
Indonesia disebabkan masih buruknya kualitas pelayanan transportasi
khususnya pelayanan transportasi laut. Dampak yang dirasakan adalah
tingginya biaya logistik terhadap pendapatan nasional bruto, yakni 30 %,
yang berarti transportasi laut belum mampu mendukung terciptanya
daya saing komoditi dan barang hasil industri nasional.
3) Implikasi terhadap Pelayanan Masyarakat di Daerah Tertinggal

    dan Pulau Terpencil.
    Pelayanan angkutan laut perintis baru mau menjangkau 480
pelabuhan dan sebagian besar masih terkonsentrasi di pulau-pulau
besar. Dibandingkan dengan 1.620 pulau-pulau yang berpenghuni,
berarti pelayanan angkutan laut perintis hanya dapat menjangkau
kurang lebih 29,6 % dari pulau-pulau yang berpenghuni, sehingga
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16