Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

30

tingginya biaya angkutan dengan menggunakan kapal armada nasional
dibandingkan dengan armada asing, seperti contoh kasus di bawah ini.

    Pada tahun 2012, pelayanan angkutan laut didaerah terpencil dan
terbelakang dilakukan dengan 67 kapal perintis yang disubsidi
pemerintah, dengan kapasitas DWT 36.950. Penempatan 18 kapal atau
18% melayani Kawasan Barat Indonesia dan sisanya 55 kapal atau
82% melayani Kawasan Timur Indonesia. Pengoperasian kapal perintis
ini tersebar di 30 pelabuhan pangkal dan menyinggahi 480 pelabuhan,
dengan frekuensi pelayanan 1.489 voyage selama setahun. Pelayanan
angkutan laut perintis pada daerah tertinggal dan wilayah terpencil telah
mampu meningkatkan pengembangan wilayah dan mendorong
pertumbuhan kegiatan ekonomi masyarakat. Akan tetapi masyarakat
merasakan bahwa pelayanan angkutan laut perintis masih kurang
manusiawi karena menyatukan antara manusia dan barang bahkan
dengan ternak, menggunakan kapal kargo yang mendapat dispensasi
untuk mangangkut penumpang dan relatif sudah berumur tua. Waktu
pengoperasian kapal perintis pada jaringan trayek yang ditentukan
masih terlalu lama, yakni dalam satu round voyage diatas 14 hari
bahkan beberapa diantaranya sampai dengan 28 hari, karena dalam
satu jaringan trayek harus menyinggahi minimal 10 pelabuhan. Jika
seseorang berpergian dengan kapal perintis dari satu pelabuhan menuju
   1   2   3   4   5   6   7