Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
33
mampu menangani kapal besar generasi terbaru. Menurut Ketua Umum
National Indonesia Shipowners Association (INSA), sebagian besar
kolam pelabuhan di Indonesia, rata-rata berada dibawah 12 meter LWS,
sehingga kapal generasi ketiga dengan kapasitas 3.000 Twenty Foot
Equivalent Units (TEUs) hanya dapat sandar di pelabuhan tertentu,
karena kapasitas kapal tersebut membutuhkan draft 12-14 meter.17
Sampai saat ini, hanya Terminal Peti Kemas (TPK) Koja di Pelabuhan
Tanjung Priok yang memiliki kedalaman kolam hingga 12 meter LWS,
sedangkan terminal peti kemas lainnya, seperti: pelabuhan Belawan
hanya memiliki kedalaman kolam 9,5 meter LWS, Pelabuhan Tanjung
Perak hanya 8 meter LWS, selebihnya kedalaman fasilitas kolam di
pelabuhan lainnya jauh dibawahnya. Permasalahan lain yang paling
utama, adalah kapasitas terminal peti kemas di Indonesia seperti
Pelabuhan Tanjung Priok baru mampu menampung 4,7 juta TEUs per
tahunnya.18 Jika dibandingkan dengan kapasitas pelabuhan di tiga
negara anggota ASEAN jauh ketinggalan, seperti: pelabuhan Singapore
kapasitasnya telah mencapai 29,9 juta TEUs dengan kedalaman kolam
pelabuhan 16 meter LWS sehingga mampu menangani kapal-kapal
generasi terbaru ultra large container vessel (ULCV), kapasitas
pelabuhan Laem Chabang Thailand mencapai 10,5 juta TEUs dengan
kedalaman kolam pelabuhan mencapai 16 meter LWS sehingga mampu
menangani kapal generasi terbaru ULCV, dan kapasitas pelabuhan Port
Klang 8,4 juta TEUs, dengan kedalaman kolam pelabuhan 15 meter
LWS sehingga mampu menangani kapal generasi New Panamax.
Keadaan inilah yang menyebabkan pelabuhan Indonesia selalu menjadi
feederport pelabuhan Singapore.
Penggunaan teknologi informasi (IT) daiam pelayanan kapal dan
barang masih sangat rendah, hanya pelabuhan Tanjung Priok yang
telah menggunakan Indonesia Port Net dan terpadu dengan National
Single Windows, selebihnya masih menggunakan sistem manual atau IT
yang terbatas.
17 Dikutip dari, h ttp ://w w w .p elin d o m arin e.co m
18 Bambang Susantono, 201 3, Transportasi Dan Investasi, Jakarta, Kompas, him 171