Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
30
Menarik untuk dikaji, bahwa penegakan hukum oleh
aparat keamanan pun, menurut Wahid Institute, tidak berjalan
baik. Aparat keamanan justru terlibat dalam berbagai
pelanggaran kebebasan beragama, terutama dengan
melakukan pembiaran terhadap pelaku kekerasan
Ditinjau dari pelanggaran oleh aparatus negara selama
2012, umat Kristen/Katolik paling sering menjadi korban
dengan 37 kasus (33%), kemudian menyusul kelompok
tergugat sesat dengan 25 kasus (22%), individu dengan 14
kasus (13%), Ahmadiyah dengan 13 kasus (12%) dan
kelompok Syiah dengan 12 kasus (11%).
b. Kondisi Implementasi Nilai-nilai Pancasila
Data di atas menunjukkan bahwa jaminan konstitusi tentang
kebebasan beragama dan berkeyakinan belum berjalan secara
maksimal. Yang terjadi malahan peningkatan jumlah pelanggaran
kebebasan beragama dibanding tahun sebelumnya.
Tingginya konflik beragama itu menunjukkan pula betapa
rendahnya tingkat implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan beragama bangsa Indonesia. Kenyataan menunjukkan
bahwa sila demi sila Pancasila tidak dihayati dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dewasa ini. Orang-orang
beragama mengobrak-abrik tempat peribadatan orang lain,
menganiaya orang-orang yang berlainan kepercayaan, bahkan
membunuh sesama warga negara, jika perlu dengan bom bunuh
diri. Semuanya dengan alasan menegakkan hukum agamanya dan
membela kebenaran agamanya sebagai kebenaran satu-satunya
Jika nilai-nilai Pancasila benar-benar diterapkan dalam
kehidupan beragama sehari-sehari, seharusnya konflik tidak akan
terjadi, atau sekurang-kurangnya jumlahnya tidak akan sebanyak
yang telah terjadi.
Menarik untuk mengkaji survei nasional kerukunan umat
beragama yang dilakukan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Badan Litbang dan Diktat Kementerian Agama selama bulan Agustus-