Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
34
berbahasa dan umumnya mempertontonkan budaya-budaya negara
tetangga. Kondisi ini dapat melunturkan sifat kemandirian, cinta
budaya Indonesia/cinta budaya sendiri, serta keinginan untuk menjadi
manusia Indonesia dari masyarakat yang ada diwilayah perbatasan.
Apabila hal ini terjadi maka ketahanan pribadi masyarakat di
perbatasan pada aspek sosial budaya tentunya akan kurang dapat
menunjang terwujudnya ketahanan nasional. Kelima, Ditinjau dari
bidang Hankam, karena minimnya kekuatan komponen utama (TNI)
dan belum dibentuknya komponen cadangan dan pendukung serta
rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap hukum, kurangnya
perlindungan terhadap masyarakat yang ada di wilayah perbatasan
maka, dapat memberi peluang terjadinya berbagai tindakan dan
kegiatan ilegal yang melanggar hukum, seperti gerakan separatis dan
terorisme, pencurian kekayaan alam, penyelundupan, perdagangan
senjata dan sebagainya merupakan indikasi lemahnya kondisi
Hankam di wilayah perbatasan sehingga dapat melemahkan
Ketahanan Nasional.*41
14. P okok-pokok persoalan yang ditemukan.
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam proses pengelolaan
wilayah perbatasan darat antara Kaltim dan Kaltara dengan Malaysia
temyata memiliki pengaruh pada upaya menciptakan terjaminnya penegakan
kedaulatan NKRI guna mewujudkan ketahanan nasional. Setelah melakukan
identifikasi permasalahan terhadap belum optimalnya pengelolaan wilayah
perbatasan darat melalui kebijakan, strategi dan upaya yang terkait dengan
peningkatan penegakan kedaulatan NKRI, maka terdapat beberapa
persoalan yang menjadi penyebab utama dan memiliki pengaruh yang cukup
signifikan. Adapun persoalan tersebut m eliputi:
a. Belum tercapai kesepakatan penetapan batas wilayah.
Sebanyak lima titik di sepanjang perbatasan Indonesia-
Malaysia di Provinsi Kaltim dan Kaltara sampai saat ini masih
bermasalah. Pasalnya penentuan batas di lima titik belum
terselesaikan akibat saling klaim antara kedua negara. Adapun