Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
ini, terdapat kritik baik dari internal dan ekstemal, tapi setelah sekitar tiga
tahun waktu dan Anda kembali dan meiihat perbedaannya, basil semua akan
menjawab orang-orang yang mengkritik proses tersebut.
Untuk mendapatkan informasi yang do dalam proses apa yang tentara
telah lakukan pada masa setelah perang, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pembasmian LTTE dan akhir dari perang telah menciptakan potret
masyarakat yang berbeda dengan kondisi sekarang pasca konflik. Beberapa
orang memilih untuk percaya apa yang ada di Sri Lanka saat ini adalah
perdamaian, karena perang tidak ada lagi. Sedangkan pandangan lain
menyebutnya periode pasca konflik. Walaupun perang telah berakhir, konflik
berpusat permusuhan masih terus berlangsung di berbagai tingkatan
masyarakat. Menurut definisi yang lebih luas mengenai kekerasan, misalnya
yang disediakan kekerasan struktural dan budaya yang terkait dengan dan
diproduksi oleh konflik dan masih sebuah faktor. Hal ini tidak baik pasca-
konflik. Kekhawatiran dan masalah dan keluhan, seperti yang dirasakan oleh
masyarakat yang terlibat dalam konflik, masih tetap. Akhir perang hanya
memecahkan masalah kekerasan dengan intensitas tinggi. Salah satu cara
yang efektif adalah bantuan psikologis kepada publik.
Oleh karena situasi yang berlaku harus dianggap sebagai salah satu
periode transisi dari pasca-perang untuk perdamaian. Perdamaian sangat
ideal bila berkelanjutan. Perdamaian yang berkelanjutan adalah kondisi
sosial yang damai yang bisa berlangsung selama beberapa generasi. Oleh
karena itu, tantangan bagi Sri Lanka sekarang adalah bergerak secara
strategis dari skenario perdamaian transisi yang ada untuk perdamaian yang
berkelanjutan. Perdamaian yang berkelanjutan membutuhkan langkah-
langkah pada tingkat sosial serta politik. Misalnya, menurut mantan
Sekretaris Jenderal PBB Boutros Ghali Butros (1994)20, sebuah proyek untuk
perdamaian yang berkelanjutan memerlukan pelucutan senjata, memulihkan
ketertiban, memajukan hak asasi manusia, dan mempromosikan partisipasi
politik. Elemen penting lain dari perdamaian yang berkelanjutan di
20 Boutros Ghali Boutros, 1994, Agenda Untuk Pembangunan, Laporan Sekertaris Jenderal,
New York, PBB.
34