Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

meningkatsecara eksponensial, khususnya di wilayah Jaffna di bagian utara
Sri Lanka, di mana teijadi bentrokan antar pasukan pemberontak Tamil.
LTTE pada saat itu tetap terkonsentrai di Semenanjung Jaffna hingga pada
November 1995, Angkatan Darat Sri Lanka berhasil merebut kembali wilayah
tersebut.

         Sepanjang konflik berlangsung, ribuan tentara berulang kali gagal
untuk mengusir pemberontak Macan Tamil.Banyak korban berjatuhan, baik
dari kalangan polisi dan militer Sri Lanka, dan kadangkala, frustasi yang
ditimbulkan dari konflik tersebut menyebabkan pasukan keamanan negara
tanpa sengaja menyerang masyarakat sipil dari etnis Tamil.

         Pembantaian warga sipil terus terjadi sepanjang 1980, di mana pelaku
pebantaian tersebut didominasi oleh LTTE, yang terns membantai
masyarakat sipil dari berbagai kelompok, baik Sinhala Muslim dan Tamil.

         Pada awalnya keterlibatan India dimulai dengan dukungannya bagi
pemberontak Tamil, hingga pada 1987 India merubah kebijakannya dan
berperan sebagai pihak penghubung yang menjembatani perjanjian damai
antara pemerintah Sri Lanka dan para gerilyawan. Namun, LTTE menolak
menyepakati perjanjian damai tersebut.Peran India terlihat pula dalam
penempatan tentara India di wilayah pendudukan LTTE.Namun, upaya India
untuk menaklukkan LTTE27 gagal dilakukan.

         Pada tahun 1987, hubungan antara pemerintah India dan LTTE
memburuk.Pada saat itu, India memprakarsai suatu rencana perdamaian
antara pemerintah Sri Lanka dengan pihak pemberontak.Namun demikian,
LTTE tetap menolak upaya perdamaian tersebut, hingga salah satu
kelompok pasukan perdamaian India dikirim untuk menghancurkan
LTTE.Peristiwa tersebut menciptakan dendam antara pemimpin LTTE
kepada pemerintah India.Pemimpin kelompok LTTE, Vellupillai Prabahkaran
menyalahkan mantan Perdana Menteri India, Rajiv Gandi28 atas keputusan
penyerangan tersebut, hingga pada akhimyaseorang penyelundup wanita*2

 27 Penulis secara pribadi terlibat dengan IPKF sebagai Liaison Officer sampai 14 Madras
 Batalyon.
 2S Mackenzie Briefing Notes, Desember 1995.

                                                   38
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13