Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

30

berlatar belakang SARA dan permasalahan lainnya semakin sering
terjadi. Konflik yang berlatar belakang SARA dan permasalahan
lainnya yang terjadi selama ini telah meninggalkan bekas yang
mendalam bagi kehidupan masyarakat Indonesia khususnya mereka
yang terkena dampak langsung dari akibat terjadinya konflik
tersebut. Munculnya hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor
dan yang tidak kalah pentingnya sebagai penyebabnya adalah
karena kurangnya pemberdayaan pemimpin informal.

         Tidak optimalnya pemberdayaan pemimpin informal di daerah
disebabkan beberapa faktor diantaranya karena ketiadaan payung
hukum yang mengatur secara jelas pelibatan pemimpin informal
khususnya dalam penanganan konflik sosial. Sebagai akibat dari hal
tersebut maka keberadaan pemimpin informal dalam penanganan
konflik sosial belum bisa dioptimalkan. Maraknya konflik sosial yang
terjadi di daerah tentunya menjadi cerminan penanganan konflik
sosial yang tidak efektif oleh Pemda. Potret tersebut mewarnai
keberadaan dan peran pemimpin informal di daerah yang belum
diberdayakan secara optimal oleh para pemimpin formal di daerah,
dan sebagai akibat dari hal tersebut telah berimplikasi terhadap
berbagai penanganan konflik sosial di lingkungan masyarakat
menjadi tidak tuntas sampai keakar rumput, sehingga hal tersebut
menjadi potensi konflik sosial di daerah.

b. Implikasi penanganan konflik sosial di daerah terhadap
penguatan Ketahanan Nasional.

         Tannas merupakan salah satu konsepsi dan juga merupakan
kondisi ideal yang hendak dicapai melalui proses pembangunan
nasional. Terciptanya Tannas yang mantap diyakini akan mampu
membawa bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita dan tujuan
nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945. Salah satu aspek penting yang dapat mendukung
tercapainya Tannas adalah terbinanya kondisi ketahanan dan
   11   12   13   14   15   16   17   18