Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

71

                                                 BAB VI
     KONSEPSI OPTIMALISASI PERAN PEMIMPIN INFORMAL GUNA
     PENANGANAN KONFLIK SOSIAL Dl DAERAH DALAM RANGKA

                                   KETAHANAN NASIONAL

24. Umum.

S ebagai bangsa yang besar dan bermartabat yang memiliki potensi
        sekaligus kerawanan dalam aspek geografi, demografi, SKA,
ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi serta pertahanan dan keamanan,
maka terwujudnya Tannas yang kuat dan tangguh merupakan hal yang
sangat penting untuk diwujudkan mengingat berkembangnya hakekat
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang mengakibatkan
terjadinya disharmonisasi hubungan antar kelompok masyarakat dan
gangguan terhadap stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Maraknya
berbagai konflik sosial yang terjadi di daerah yang berlatar belakang SARA
maupun permasalahan lainnya memperlihatkan bahwa sikap toleransi
masyarakat hingga saat ini masih belum berkembang seperti yang
diharapkan. Kondisi tersebut dapat dilihat dari timbulnya sikap dan
pemikiran sempit di dalam kelompok masyarakat, ego sektoral dan sikap
tidak terpuji lainnya yang mencerminkan sikap yang kurang berwawasan
kebangsaan. Hal ini dapat terjadi karena setiap kelompok masyarakat
masih cenderung mengedepankan kepentingan dan identitasnya masing-
masing. Sebagai akibatnya maka penanganan konflik sosial di Indonesia
hingga saat ini masih menemui berbagai hambatan terutama dalam
pengelolahan kemajemukan masyarakat.

         Persoalan yang berhubungan dengan konflik sosial yang marak
terjadi di daerah pada dasarnya berkaitan dengan minimnya rasa toleransi,
kekeluargaan dan tersumbatnya saluran komunikasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya dalam interaksi
antar kelompok masyarakat. Ditengah kondisi yang demikian potensi
terjadinya konflik berlatar belakang SARA dan permasalahan lainnya dapat
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10