Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

72

muncul ke permukaan manakala terjadi gesekan-gesekan kecil dan tidak
tertangani secara baik dan tuntas sehingga berkembang menjadi konflik
sosial yang membawa perpecahan dalam masyarakat. Untuk
menanggulangi potensi risiko yang dihadapi dalam hal konflik sosial, maka
optimalisasi peran pemimpin informal menjadi hal yang sangat penting
untuk diimplementasikan. Salah satu bentuk keberadaan pemimpin
informal tersebut dapat diwujudkan melalui optimalisasi peran dalam
penanganan konflik sosial di daerah.

          Optimalisasi peran pemimpin informal menjadi sangat penting
mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang plural dan mendiami
wilayah yang luas dan terpisah-pisah sehingga sangat rentan dengan
kemungkinan-kemungkinan terjadi potensi konflik. Pemimpin informal yang
merupakan panutan dan dekat dengan masyarakat pengikutnya dapat
diarahkan agar memiliki peran yang lebih luas dalam menjangkau seluruh
aspek kehidupan di tengah kemajemukan masyarakat yang berdasarkan
nilai-nilai toleransi dan kekeluargaan. Melalui proses tersebut, dapat
dikembangkan toleransi antar kelompok masyarakat menjadi yang memiliki
sikap dan perilaku yang santun yang dilandasi rasa kekeluargaan yang
tinggi. Diharapkan nantinya dengan keberadaan pemimpin informal
di tengah masyarakat maka pembentukan budaya masyarakat dapat
diarahkan pada aspek-aspek kultural dan kearifan lainnya. Melalui
pemahaman nilai-nilai kultural dan toleransi yang tinggi maka pembinaan
budaya masyarakat akan dapat menghasilkan pemahaman yang utuh,
sehingga dapat meningkatkan kualitas toleransi antar kelompok
masyarakat di daerah.

         Optimalisasi peran pemimpin informal guna penanganan konflik
sosial di daerah secara langsung akan berpengaruh pada penguatan
Tannas Indonesia. Pembinaan toleransi antar kelompok masyarakat
dengan mengedepankan keberadaan pemimpin informal secara
berkelanjutan akan dapat meminimalisir segala bentuk potensi konflik,
sehingga hal ini dapat juga memperkuat kondisi Tannas. Berkaitan dengan
keberadaan pemimpin informal dalam upaya penanganan konflk sosial
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11