Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

73

yang terjadi di daerah yang berlandaskan pada nasionalisme dan
landasan-landasan kebangsaan lainnya akan secara langsung
berkontribusi pada penguatan peran aktif seluruh elemen masyarakat
dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga segala bentuk
dan potensi konflik sosial di daerah akan dapat diatasi tanpa menimbulkan
implikasi negatif yang mengakibatkan disharmonisasi kehidupan dalam
masyarakat. Tercapainya optimalisasi peran pemimpin informal guna
penanganan konflik sosial dalam rangka Tannas hanya dapat dicapai
dengan kepedulian dan dukungan yang luas dari seluruh elemen
masyarakat. Untuk itu keberadaan pemimpin informal di daerah hendaknya
memperhatikan karakteristik kultural yang ada, baik itu faktor geografi,
demografi maupun faktor kultural lainnya mengingat kemajemukan yang
ada dibentuk oleh akar budaya yang berbeda-beda. Dengan demikian,
optimalisasi peran pemimpin informal guna penanganan konflik sosial
yang lebih baik, merupakan suatu gagasan dan upaya nyata yang perlu
diwujudkan di tengah dinamika kehidupan masyarakat yang rentan
dengan terjadinya potensi konflik sosial.

          Memperhatikan uraian dan penjelasan di atas, maka diperlukan
suatu rumusan kebijakan, strategi dan upaya yang akan menjadi konsepsi
pemecahan persoalan dalam upaya optimalisasi peran pemimpin informal
guna penanganan konflik sosial dalam rangka Tannas. Kebijakan
merupakan rumusan langkah yang akan dilaksanakan, sedangkan strategi
merupakan langkah atau cara untuk menggunakan sumber daya yang
tersedia yang diaplikasikan melalui beberapa upaya. Upaya-upaya yang
akan dilaksanakan hendaknya bersifat aplikatif yang menjelaskan tentang
siapa, berbuat apa dan dengan cara bagaimana sehingga masing-masing
bagian yang terlibat dalam upaya tersebut dapat mengerti secara jelas
tentang apa yang menjadi tanggung jawab dan harus diperbuatnya dalam
upaya mewujudkan sasaran yang telah ditentukan.
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12