Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

84

sehingga ucapan dan perbuatan yang disampaikan oleh para
pemimpin informal tersebut tentunya akan menjadi teladan
dan referensi bagi warga dari setiap kelompok masyarakat
dalam upaya membangun pola pikir, pola sikap dan pola
tindak mereka. Diharapkan dengan adanya kedekatan
emosional yang terjalin antara para pemimpin informal
dengan masyarakatnya maka penyampaian tentang
pentingnya nilai-nilai toleransi, kekeluargaan dan
musyawarah diyakini akan dapat dilakukan secara baik.
Sebaliknya dengan adanya kedekatan emosional tersebut
maka penyampaian aspirasi dari masyarakat kepada para
pemimpin informal tentunya juga akan dapat disampaikan
secara lebih lugas tanpa adanya hambatan psykhologis
ataupun birokratis lainnya untuk selanjutnya dibahas dalam
Forkopimda.

4) Pemerintah melalui Pemda bersama para pemimpin
informal menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang telah
mulai pudar/hilang dalam rangka tata kelola kehidupan
masyarakat yang sangat plural/majemuk sehingga nilai-nilai
kekeluargaan, musyawarah dan toleransi dapat terns
terpelihara serta ditingkatkan ditengah era globalisasi yang
terus berkembang. Penggalian kembali nilai-nilai kearifan
lokal merupakan upaya mendasar untuk dapatnya
memperkuat kembali identitas nilai-nilai budaya bangsa
pada berbagai kelompok masyarakat yang ada di daerah.
Pada dasarnya nilai-nilai kearifan lokal telah mengajarkan
akan pentingnya pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa
dalam budaya kekeluargaan, toleransi dan musyawarah untuk
senantiasa taat dan patuh pada norma yang ada, dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari dan sejatinya juga
telah mengarahkan masyarakat untuk selalu membina
   1   2   3   4   5   6   7