Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

85

kerukunan/toleransi hidup antar rakyat/masyarakat, akan
tetapi sejalan dengan derasnya nilai-nilai barn yang dibawa
oleh fenomena globalisasi yang terns berkembang maka
pengaruh kearifan lokal tersebut dari waktu kewaktu telah
kian memudar. Untuk menyikapi hal tersebut dan sekaligus
memperkuat kembali eksistensi kearifan lokal di daerah,
Pemda dapat mengembangkan suatu kebijakan, program
atau langkah konkrit lainnya yang secara jelas dapat
mendorong peran aktif para pemimpin informal yang ada
di daerah dalam upaya menggali kembali nilai-nilai kearifan
lokal tersebut untuk selanjutnya diaktualisasikan dalam
kehidupan masyarakat dalam rangka membina kembali
kerukunan/toleransi masyarakat yang telah pudar yang pada
akhirnya dapat mencegah terjadinya konflik sosial di daerah.

5) Para pemimpin informal mengaktualisasikan
keteladanan pada seluruh elemen masyarakat khususnya
dalam hal bagaimana menjalin komunikasi dan kerukunan
yang baik antar kelompok masyarakat ditengah
kemajemukan. Hal ini penting mengingat dewasa ini telah
berkembangnya krisis kepercayaan dan kepemimpinan
terhadap pemimpin formal dan para pejabat pemerintah
lainnya yang belum mampu mewujudkan kerukunan antar
kelompok masyarakat secara optimal sehingga menyebabkan
timbulnya benih-benih perselisihan antar kelompok
masyarakat yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya
konflik sosial di daerah dan banyaknya kepala daerah yang
terlibat dalam kasus korupsi dan pelanggaran hukum
lainnya. Berkembangnya krisis kepercayaan dewasa ini
merupakan salah satu penyebab persoalan mengapa
penanganan konflik sosial di daerah belum berjalan optimal.
Oleh karena itu, keberadaan dan keteladanan dari para
   1   2   3   4   5   6   7   8