Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

86

pemimpin informal menjadi sedemikian pentingnya untuk
diberdayakan agar setiap kelompok masyarakat memiliki
panutan dalam membimbing mereka sehingga mereka
terhindar dari perselisihan-perselisihan yang menyebabkan
terjadinya konflik sosial di daerah. Memperhatikan orientasi
kelompok masyarakat dewasa ini yang cenderung masih
mengedepankan keteladanan berdasarkan kedekatan
emosional maka pemberdayaan para pemimpin informal
yang ada di daerah diyakini merupakan pihak yang tepat
untuk mentransformasikan nilai-nilai kearifan lokal, sehingga
nantinya akan dapat meningkatkan kembali kualitas
kerukunan/toleransi antar kelompok masyarakat di daerah
yang sudah mulai memudar.

6) Pemda dan para pemimpin informal melaksanakan
sosialisasi nilai-nilai kearifan lokal dan nilai budaya bangsa
lainnya terhadap masyarakat di daerah sehingga masyarakat
memiliki pemahaman yang utuh tentang kemajemukan
bangsa, kesadaran berbangsa dan bernegara serta
mencegah mereka untuk tidak terjebak pada sentimen-
sentimen etnis/kesukuan yang dapat memicu timbulnya
potensi konflik sosial di daerah. Diharapkan melalui
aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal yang diperankan oleh
pemimpin informal maka masyarakat yang tinggal di daerah
akan mampu memahami dengan baik bahwa
kerukunan/toleransi antar kelompok masyarakat merupakan
kondisi ideal yang harus diwujudkan untuk dapat hidup
secara rukun dan damai di tengah perbedaan dan
kemajemukan masyarakat guna mencegah terjadinya segala
bentuk potensi konflik sosial di daerah.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9