Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI

BAB V
REVITALISASI KEBIJAKAN INDUSTRI MINERBA YANG DIHARAPKAN

20. Umum
Tidak dapat dipungkiri bahwa subsektor mineral dan batubara

merupakan penggerak roda ekonomi pembangunan. Sebagai sumber
kekayaan alam yang bersifat tak terbarukan (non-renewable) maka
eksploitasi sumber daya mineral dan batubara seharusnya dilakukan dengan
tujuan untuk mendukung pembangunan secara berkelanjutan, bukan hanya
untuk masa kini melainkan juga untuk masa dan generasi yang akan datang.
Penyelenggaraan kegiatan usaha sumber daya mineral dan batubara yang
tidak optimal berakibat kepada hal-hal yang justru membuat keberadaan
sumber daya mineral dan batubara menjadi kontra-produktif dan malah
membawa kemunduran. Maka, pengelolaan mineral dan batubara harus
memberikan nilai tambah. Pemanfaatan mineral dan batubara akan
memberikan m ultiplier effects dan bersifat tricle down effects yang total
nilainya sangat besar bagi pendapatan negara dan berdampak positif
terhadap kesejahteraan masyarakat apabila pemrosesan dari bahan baku
menjadi bahan jadi atau setengah jadi dapat dilakukan di dalam negeri.
Dengan pemrosesan tersebut, maka selain meningkatkan nilai jual yang
dapat meningkatkan pendapatan negara, juga membuka lapangan kerja
yang jauh lebih luas dari kegiatan hulunya. Selanjutnya pada topik ini akan
diuraikan kondisi pengelolaan migas dan batubara yang diharapkan berikut
kontribusi dan indikasi keberhasilannya.

Perkembangan industri pertambangan yang dahulu dan sampai
sekarang menjadi primadona di beberapa daerah di Indonesia merupakan
salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Kegiatan pertambangan di
mulai dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang terkadang dilakukan
sampai puluhan tahun, hal tersebut menyebabkan indutri pertambangan
adalah industri yang padat modal dan berbeda dengan industri-industri
lainnya. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa industri pertambangan

53