Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

31

 yang di beberapa perairan terjadi ketika angin bertiup dari Barat
 sehingga disebut musim Barat, sebagian besar nelayan tidak dapat
 melaut sehingga mengakibatkan produksi perikanan tangkap pada
 musim tersebut berkurang. Sedang ketika musim ombak tenang,
 ketika angin bertiup dari Tim ur sehingga disebut musim Timur,
 nelayan dapat melaut sepanjang waktu sehingga pada waktu ini
 produksi perikanan melimpah. Kondisi ini mengakibatkan harga ikan
 hasil tangkapan sangat fluktuatif dan tidak bisa di jaga agar tetap
 menguntungkan para nelayan. Sering terjadi pasokan di suatu
 daerah menjadi berlimpah pada suatu waktu, namun pada waktu yang
 lain pasokan sangat minim. Hal ini terjadi karena tidak adanya sistem
 informasi yang terkoneksi antara daerah produksi yang tersebar
dengan daerah konsumsi yang umumnya berada di kota-kota besar.

       Saluran pemasaran hasil perikanan di Indonesia umumnya belum
efektif karena tidak memberikan nilai tambah yang sepadan bagi
pelaku pemasaran. Panjangnya saluran pemasaran hasil perikanan
menyebabkan konsumen harus membayar lebih mahal dari harga
sewajarnya, disisi lain nelayan/pembudiaya ikan hanya menerima
sebagian kecil dari yang dibayarkan konsumen.

      Berikut ini ciri distribusi komoditas perikanan yang mengakibatkan
rendahnya efesiensi pemasaran : 1) mata rantai panjang, pelaku
banyak dan berskala kecil, 2) Perubahan harga mencerminkan
permintaan dan penawaran, 3) Disparitas harga tinggi antara
produsen dan konsumen karena volatilitas harga tinggi, 4) Pengaruh
musim dan kondisi sarana prasarana, 5) Sistem distribusi tidak
berjalan efektif dan efesien.

       Adanya disparitas harga ini tentunya akan akan menjadi kendala
jika ada rencana untuk memasarkan ikan dari wilayah Timur, yang
produksinya cukup tinggi namun permintaannya rendah, ke wilayah
Barat yang permintaannya tinggi. Tingginya permintaan ikan di
wilayah Barat salah satunya disebabkan oleh jumlah penduduk yang
jauh lebih banyak.
   1   2   3   4   5   6   7   8