Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

34

b. Implikasi Ketahanan Nasional terhadap Keutuhan NKRI

Ketahanan Nasional dan Keutuhan NKRI mempunyai posisi yang sejajar dan

saling mendukung. Apabila Ketahanan Nasional ini dapat dilaksanakan oleh komponen

masyarakat Papua, dan terciptanya suasana kondusif di kalangan masyarakat maka

keutuhan NKRI makin kuat dan kokoh Demikian sebaliknya apabila Keutuhan NKRI

kuat maka ketahanan Nasional akan kokoh juga. . Implikasi ini dapat di lihat pada

kondisi saat ini, dimana terjadi provokasi oleh kelompok Separatisme OPM Papua atau

oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dengan mengajak sebagian kecil

masyarakat Papua untuk merdeka dan memisahkan diri dari NKRI, karena faktor

ketidakadilan, pelanggaran HAM, rendahnya tingkat ekonomi serta pendidikan yang

rendah. Provokasi ini membuat masyarakat merasa tidak diperhatikan dan kecewa

secara mendalam kepada pemerintah dan dengan mudah terpengaruh oleh provokasi

dari kelompok separatis tersebut.  Mencermati kondisi tersebut, sejak Papua

menjadi bagian dari NKRI hingga saat ini yang digambarkan pada uraian terdahulu,

menunjukkan unsur-unsur kekerasan, pemaksaan, penyeragaman, pengarahan

terpusat atau dengan pengaturan terpusat sangat menonjol dengan menakut-nakuti

warga masyarakat untuk selalu berada dalam penekanan sehingga nilai-nilai budaya

yang terkristalisasi dalam Pancasila yang bersifat religius, kekeluargaan, kerakyatan

dan musyawarah mufakat menjadi sirna dan begitu saja dilupakan maupun ditinggalkan

oleh masyarakat. Kondisi ini terimplikasi dalam memicu potensi konflik untuk

mendukung dan menguatkan gerakan separatisme OPM yang didalamnya terdapat

berbagai kepentingan yang dapat merugikan bangsa Indonesia pada umumnya dan

khususnya warga Papua berupa merebaknya kerusuhan sosial dengan segala akibat

dan kerugian moril maupun materiil serta trauma yang mendalam dan berkepanjangan

bagi masyarakat. Bahkan sampai sekarangpun gerakan separatisme Papua masih

belum dapat diatasi dengan tuntas dan terencana. Secara singkat dapat dikatakan

bahwa gerakan separatisme rentan konflik karena kebijakan pemerintah yang terpusat

dan cenderung otoriter dengan meniadakan pendekatan sosial budaya dan kearifan

lokal serta tindakan ketidak adilan yang berakibat gencarnya dan maraknya faham
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11