Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

48

          Nasional dalam melalui kebijakan pro-equity, maka potensi konflik akibat
          ketidakadilan masih akan terus terjadi. Apalagi globalisasi di sektor ekonomi
          telah melahirkan inter-dependensi antar negara, yang di satu sisi dapat
          mendorong negara-negara untuk bekerja sama, namun di sisi lain juga diiringi
          oleh potensi friksi ekonomi dan politik.21) Dengan demikian Sosialisasi
          Revitalisasi Revolusi PBB Nomor 2504 Tahun 1969 tentang Pepera di Papua
         dapat diterapkan dengan baik di lingkungan masyarakat.

         g. Aspek Sosial Budaya
                   Kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia dapat tercermin dari kualitas

         sumber daya manusianya, terutama dalam pola pikir, pola sikap dan pola
         perilaku sehari-hari. Sistem pendidikan nasional belum berjalan sebagaimana
         mestinya, sehingga kualitas sebagian besar sumber daya manusia belum dapat
         diandalkan. Otonomi daerah sebagai upaya pemerataan kesempatan untuk
         mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas juga belum mencapai hasil yang
         optimal. Keanekaragaman suku bangsa dan agama cenderung digunakan
         sebagai alat oleh beberapa oknum untuk mendapatkan keuntungan pribadi,
         sehingga menimbulkan potefisi konflik yang dapat melemahkan persatuan dan
         kesatuan bangsa.

                  Revitalisasi Pepera patut mendapat perhatian pada sosialisasinya, yang
         menjadi faktor penyebab perubahan perilaku masyarakat yang lebih
         mementingkan kelompok. Perilaku atau sikap mau kurang peduli, intoleran yang
        tidak menghargai pluralisme dan kekerasan komunal dalam perkembangannya
        cenderung semakin meningkat.

21
   Revisi Postur TNI 2000-2014, Him. 11.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11