Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

17

           penting, dan lebih penting dari lembaga negara itu sendiri.8

           b Teori Pertumbuhan Ekonomi
                    Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai

           peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi
           barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah satu indikator
           yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi
          yang terjadi di suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk kepada
          perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur
          dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan
          atau nilai akhir pasar (total market value) dari barang-barang akhir dan jasa-
          jasa (final goods and services) yang dihasilkan dari suatu perekonomian
          selama kurun waktu tertentu (biasanya periode per satu tahun).

                   Pertumbuhan ekonomi berbeda dengan pembangunan ekonomi
          sekalipun keduanya menjelaskan perihal perkembangan ekonomi. Kedua
          istilah tersebut memiliki konteks yang berbeda di mana pertumbuhan selalu
         digunakan sebagai suatu ungkapan umum yang menggambarkan tingkat
         perkembangan suatu Negara, yang diukur melalui, presentasi pertambahan
         pendapatan nasional riil. Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan
         dengan perkembangan ekonomi di Negara-negara berkembang.

                  Salah satu teori pertumbuhan ekonomi adalah teori pertumbuhan neo­
         klasik yang dikemukakan oleh M. Solow (1970) dan T.W. Swan (1965). Model
         pertumbuhan ekonomi Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan
         penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan besarnya output yang
         saling berinteraksi. Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang
         memungkinkan adanya substitusi antara kapital dan tenaga kerja. Dengan
         demikian, syarat-syarat adanya pertumbuhan ekonomi yang baik dalam model
         Solow-Swan kurang restriktif disebabkan kemungkinan substitusi antara
        tenaga kerja dan modal. Hal ini berarti ada fleksibilitas dalam rasio modal -
        output dan rasio modal-tenaga kerja. Teori Solow-Swan melihat bahwa dalam
        banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga

8 Bagja Waluya, “Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam",
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121BAGJA_WALUYA/GE
OGRAFI_DESAKOTA/Pengelolaan_Sumber_Daya_Alam.pdf
   10   11   12   13   14   15   16   17