Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

62

  diharapkan akan lebih mudah menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya
  saing, karena sejak dari tahap awal produksi telah difasilitasi oleh penyediaan bibit
  unggul. Solusi untuk persoalan pembibitan tersebut juga mencakup tindakan yang
  tegas dan aturan yang jelas untuk menanggulangi terjadinya pemasaran bibit kelapa
  sawit palsu di Indonesia. Di samping mengatasi persoalan pada tahap pembibitan,
 paradigma pengelolaan SKA kelapa sawit pada tahap awal diharapkan akan semakin
 efisien dan produktif agar pengelolaan SKA kelapa sawit dapat menjadi semakin
 terpadu.

          Secara spesifik, pengelolaan Sumber Kekayaan Alam yang optimal
 diharapkan dapat memberdayakan sekitar dua pertiga rumah tangga pedesaan
 sebagai kelompok masyarakat yang tinggal di sebagian besar wilayah perkebunan
 kelapa sawit. Di Kalimantan Tengah, misalnya, pengelolaan Sumber Kekayaan Alam
 yang optimal, khususnya kelapa sawit diharapkan dapat menjadi sumber daya
 ekonomi unggulan baik di tingkat lokal hingga ke tingkat nasional. Kondisi ini
diharapkan dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modal dalam
pengembangan industri kelapa sawit tersebut.

         Seiring dengan upaya untuk menciptakan pengelolaan SKA sawit yang
optimal, berbagai kondisi-kondisi pendukung industri pengelolaan sawit juga
diharapkan akan mengalami perbaikan untuk menciptakan pengelolaan industri sawit
yang ideal. Kondisi-kondisi yang diharapkan tersebut nantinya juga diarahkan untuk
menyelesaikan persoalan pada tahap awal pengelolaan SKA kelapa sawit terutama
terkait masalah pembibitan dan perbaikan paradigma agar lebih efisien dan produktif.

        Melalui konsep pengelolaan SKA kelapa sawit yang terpadu, eksploitasi lahan
perkebunan kelapa sawit diharapkan dapat lebih terkelola sesuai dengan prinsip-
prinsip keberlanjutan berfokus pada triple bottom line. Melalui implementasi
pendekatan tersebut, pengelolaan lahan kelapa sawit yang efektif diharapkan akan
menciptakan keseimbangan dan kesetaraan antar seluruh pemangku kepentingan
yang terlibat baik dalam aspek kualitas dan kondisi lahan, kesejahteraan dan
keterlibatan buruh serta keunggulan kompetitif dan perlindungan hak-hak buruh serta
pengusaha perkebunan sawit dalam menghadapi free market. Kondisi tersebut
diharapkan akan mampu menghasilkan lebih banyak produk hasil olahan kelapa
sawit serta nilai tambah yang dapat dioptimalkan, sehingga mampu menambah
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13