Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

97

dan aktif sebagai contoh APOLIN dan APROBI. Hal ini dikarenakan
perdagangan ekspor hilir seringkali menemui hambatan di dalam negeri
semisal rintangan dari Bea Cukai yang belum familiar dengan produk hilir
sawit. Dalam praktiknya, kepentingan masing-masing pihak terkadang saling
berseberangan dengan logika masing-masing aktor. Pengusaha sebagai aktor
pasar berorientasi pada peningkatan laba produksi dengan logika cost and
benefit oriented. Hal ini jelas berbeda dengan logika aktor masyarakat sipil
(civil society) yang berupaya melindungi komunitas masyarakat yang ada dari
penetrasi dan ekses buruk pasar yang berekspansi di daerah tersebut. Belum
lagi, di saat yang bersamaan, cukup banyak pula elemen masyarakat dari
unsur petani plasma yang membuka lahan tanpa peduli dengan prinsip
pelestarian lingkungan, atau malah berkonflik dengan pihak operator atau
perusahaan yang melanggar hak ulayat tanah adat mereka saat membuka
lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Di sinilah, peran pemerintah untuk
memediasi dan mensinergikan logika kepentingan yang ada, agar pengelolaan
kelapa sawit dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Pelaku
usaha dan pemerintah daerah juga perlu memahami adanya isu iokalitas,
seperti hak ulayat dan hak masyarakat adat dalam pengelolaan hutan adat.
Pemerintah perlu melakukan sinkronisasi terhadap regulasi yang dikeluarkan
agar terhindar dari tumpang tindih aturan.

h. Seiring dengan meningkatnya produktivitas di sektor SKA kelapa sawit,
maka kebutuhan akan kegiatan penyuluhan teknis beserta tenaga penyuluh
yang berkualitas dan tersebar menjadi sesuatu yang mendesak. Tenaga
penyuluh ini dibutuhkan terutama untuk memberikan pendampingan dan
pemantauan kepada petani plasma dan perkebunan rakyat. Tak dapat
dipungkiri, memang sudah seharusnya penyuluh berada di garis depan dalam
pertumbuhan produksi pertanian dan perkebunan, termasuk di sektor kelapa
sawit. Dalam konteks ini, pemerintah, terutama dinas terkait berkewajiban
untuk memberikan pelatihan bagi tenaga penyuluh minimal dua kali dalam
sebulan untuk terus meningkatkan pengetahuan sekaligus keterampilan para
tenaga penyuluh. Jika hal ini dilakukan maka petani kelapa sawit dan
penggarap perkebunan plasma akan dapat meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksinya sehingga akan dapat bersaing di pasaran.
   10   11   12   13   14   15   16   17