Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

72

demikian mantap, maka peluang yang terbuka pada bonus demografi
2025-2030 akan membuka juga peluang terjadinya perubahan besar
bagi bangsa dan negara Indonesia yang mengarah kepada tujuan
hidup bersama (adil dan makmur), dan pada saat yang sama
menjadikan Ketahanan Nasional semakin kuat.

          Proses penghilangan tradisi kekerasan akan terlihat dari
 penurunan angka kasus-kasus kekerasan di lingkungan dunia
 pendidikan vokasional, terutama yang mengakibatkan luka dan
 korban tewas. Penghilangan tradisi kekerasan ini akan terjadi secara
 gradual, dan harus gradual Sebab, yang akan diubah adalah mind­
 set. Tradisi tertanam dalam mind-set dan memiliki mata rantai yang
 panjang Karena itu pula, materi pendidikan karakter yang diberikan
 harus terus-menerus diperkaya dan disesuaikan dengan
 perkembangan proses penghilangan tradisi kekerasan. Begitu pula
 konsep pendidikan karakter, harus terus diperbaharui, agar selalu
 acceptable sekaligus selalu memiliki jawaban dan solusi atas
 ketidakbenaran tradisi kekerasan di lingkungan sekolah-sekolah
 vokasional.

          Putusnya mata rantai tradisi kekerasan di lingkungan dunia
 pendidikan vokasional menjadi titik paling penting dan krusial dalam
 upaya penghilangan tradisi kekerasan tersebut. Putusnya mata
 rantai tradisi kekerasan merupakan buah dari proses penanaman
 nilai-nilai— melalui pendidikan karakter yang komprehensif dan tepat
 sasaran—yang melahirkan kesadaran akan bahaya tradisi tersebut
 bagi diri, civitas institusi vokasional, institusi vokasional sendiri,
 masyarakat, bangsa, negara, dan Ketahanan Nasional. Bila
 pemutusan mata rantai tradisi kekerasan ini berhasil dilakukan,
 maka akan lahir tradisi baru yang lebih dinamis, cerdas, serta sesuai
 dengan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Ketahanan Nasional.

          Penanda terpenting dari berlangsungnya proses pemutusan
 mata rantai tradisi kekerasan di lingkungan sekolah vokasional
 adalah menurunnya penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang
 berpotensi melahirkan tindak kekerasan terhadap sesama siswa
   1   2   3   4   5   6   7