Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
74
kontinyu dan dengan parameter yang akurat, untuk memastikan
pendidikan karakter telah menyasar tujuannya dengan tepat dan
mampu menyentuh akar permasalahan untuk menghentikan
keberlangsungan tradisi kekerasan.
Pemerintah juga harus membuka perspektif penanganan
tradisi kekerasan ini dalam lingkup yang lebih luas. Sebab, tradisi
kekerasan ini tidak hanya hidup dan dihidupkan oleh para siswa,
akan tetapi juga memperoleh ‘dukungan’ melalui sikap-sikap permisif
(pura-pura tidak tahu, tidak peduli, menyatakan secara informal
bahwa inisiasi di institusi itu ya begitu, dan seterusnya) dan sikap-
sikap lebih mengedepankan kepentingan dan eksistensi institusi
(menolak visum atau autopsi, kasus terjadi diluar lingkungan
sekolah, hanya kecelakaan, hanya kasuistis, membiarkan penyebab
kematian siswa misterius, dan seterusnya) dari para pengajar dan
alumni. Karena itu, pemerintah juga harus memberikan pendidikan
karakter dalam bentuk lain yang lebih sesuai bagi mereka. Secara
konseptual dapat digambarkan sbb:
Gambar 3: Proses Pendidikan Karakter Bagi Pendidik
Kualitas ¥1 ¥Perubahan Rancangan
prases sikap i , kansep dan a k tifitM
pendidikan
1^ . karakter pendidikan karakter
Kuaiitas o O
im p tfiM id a ii
* Merancang Tingkat
pendidikan • Melaksanakan Pen erim aan :
karakter - Mengevatuasi - Receiving
- Responding
'4 P " ■39 * Valuing
• Organizing
Hasil didik paripwrna, Supenrisi - Charactering
sesuai nilai-nitai Kementeridn
Pendidikan
Pancasila. UUO 945 dan Kebudayaan
dan Ketahanan Nasionat
Nasional