Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

BAB VI
    KONSEPSI OPTIMALISASI PENDIDIKAN VOKASIONAL MELALUI
 PENDIDIKAN KARAKTER YANG KOMPREHENSIF DAN MENYELURUH

          GUNA MENURUNKAN TINDAK KEKERASAN SEKALIGUS
                      MEMPERKOKOH KETAHANAN NASIONAL

24. Umum
          Institusi pendidikan vokasional sudah istimewa sejak kelahirannya.

la dilahirkan kebutuhan mendesak akan tenaga-tenaga yang cakap dan
‘siap pakai’ di bidang-bidang tertentu. Seperti IPDN, didirikan pemerintah
kolonial Belanda pada tahun 1920 dengan nama Opleiding School Voor
Inlandshe Ambtenaren (OSVIA) dan pendidikan lanjutannya Middlebare
Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (MOSVIA), untuk
memenuhi kebutuhan akan tenaga ‘siap pakai’ atau bisa langsung bekerja
dan langsung paham apa yang harus dikerjakan dalam pemerintahan
Hindia Belanda. Siswa-siswinya mempunyai sebutan tersendiri, yaitu praja.

         STIR, yang dahulu bernama AIP, juga didirikan untuk memenuhi
kebutuhan akan tenaga-tenaga yang cakap di bidang pelayaran..
Kebutuhannya terus meningkat seiring dengan meningkatnya dunia
transportasi pelayaran. Siswa-siswinya pun memiliki sebutan tersendiri,
yaitu taruna (laki-laki) dan taruni (perempuan).5*

         Begitu juga sekolah-sekolah vokasional lain, terutama yang didirikan
oleh badan-badan suatu departemen/kementerian.

         Karena itu sekolah-sekolah vokasional menjadi sangat seksi; sangat
diminati. Persaingan untuk bisa masuk institusi pendidikan vokasional
terbilang ketat dan sistem penyaringannya pun berat. Maka wajar bila
prestise-nya tinggi, yang pada akhirnya memunculkan kebanggaan menjadi
civitas academica institusi pendidikan vokasional, khususnya IPDN dan
STIP.34

34 Kata 'taruna berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti ‘gadis muda’. Namun kemudian
terjadi perubahan: bahasa Indonesia mengartikan ‘taruna’ sebagai calon, kandidat, kadet,
aspiran, atau kader. Bahasa Melayu modern (Malaysia modern) juga mengartikannya
sebagai 'remaja' (laki-laki). Karenanya menjadi aneh bila muncul istilah 'taruni' sebagai
sebutan bagi kadet perempuan.

                                                             85
   1   2   3   4   5   6   7   8