Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

66

mementingkan kelompoknya demi kesatuan dan kedaulatan negara.
Jika salah dalam memilih pemimpin, bisa jadi Indonesia akan menjadi
jauh terbelakang dibanding negara-negara lain atau bahkan menjadi
terpecah belah karena permasalahan disintegrasi bangsa.

b. Kontribusi Stabilitas Politik Yang Mantap terhadap
Pembangunan Nasional.

         Karakter kepemimpinan nasional di lingkungan eksekutif dan
legislatif juga harus mampu memberikan kontribusi positif terhadap
pembangunan nasional. Dalam melakukan perencanaan
pembangunan dan pembahasan RAPBN maupun kebijakan
pembangunan lainnya harus bersinergi, ada check and balances yang
kuat bukan saling menjatuhkan atau menyandera.

         Dengan demikian kontribusi kepemimpinan nasional yang
berkarakter diharapkan benar-benar nyata dirasakan bagi rakyat yang
tidak hanya mampu meningkatkan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti
listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan dan harga makanan
pokok yang terjangkau masyarakat, namun juga mampu
meningkatkan pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur
perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Kemampuan
meningkatkan GNP atau PDB ini merupakan bagian kesejahteraan
manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, distribusi pendapatan
dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap
sumber daya ekonomi.

         Kepemimpinan nasional juga harus mampu mengendalikan
urbanisasi, karena urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila
pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol atau terjadi
pemerataan pembangunan. Sesuai dengan pengalaman
industrialisasi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara,
proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi
industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin
tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15