Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

38

        d. Kualitas SDM petani kopi masih rendah.
               Persoalan ini khususnya terjadi pada perkebunan rakyat, yang

        ditandai dengan rendahnya produktifitas dan kualitas kopi biji yang
        dihasilkan oleh petani. Di samping itu, banyak petani kopi yang belum
        memahami dan memanfaatkan sampah atau limbah cangkang biji kopi
        untuk pupuk organik, termasuk dalam memanfaatkan peluang untuk
        memproduksi spesialti kopi. Kebayakan mereka menggunakan pupuk
        kimia secara berlebihan untuk meningkatkan produktifitas
        tanamannya, tanpa menyadari bahwa hal tersebut justru dapat
        merusak keberlanjutan tanaman karena berdampak pada menurunnya
        kesuburan tanah. Patut disadari, bahwa banyak petani kopi yang
       berpendidikan rendah. Namun masalah kurangnya edukasi tentang
       bercocok tanam kopi46, merupakan hal yang memberikan andil besar
       bagi rendahnya kualitas SDM petani kopi ini.

       e. Minimnya sarana dan prasarana pengolahan pasca panen.
              Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa biji kopi yang dihasilkan

       oleh perkebunan rakyat diolah dengan metode dan sarana yang
       sangat sederhana, sehingga hasilnya kurang berkualitas yakni dengan
       kadar air relatif tinggi, dan bahkan tercampur pula dengan bahan-
       bahan lain non-kopi dalam jumlah relatif banyak. Kondisi ini
       mengindikasikan terbatasnya sarana dan prasarana pengolahan
       primer yang tersedia di perkebunan rakyat. Minimnya sarana dan
       prasarana pengolahan pasca panen juga berkaitan dengan proses
       sekunder, yaitu pengolahan kopi biji sangrai yang sangat terbatas. Hal
       ini ditandai dengan ekspor kopi Indonesia yang didominasi oleh green
       beans, sementara roasted coffee sangat kecil jumlahnya.

46 http://bincangkopi.com/masalah-utama-produksi-kopi-indonesia, diunduh tanggal 29
Agustus 2014 pukul 20:01 WIB.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15