Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

35

periode 2010-2012 secara berurutan adalah sebesar 106,50; 109,58;
108,38; dan 107,78.42

       Pada sisi lain, minimnya pengolahan pasca panen untuk kopi
biji sangrai, mengakibatkan pengelolaan komoditas unggulan bidang
pertanian khususnya sektor perkebunan kopi tidak maksimal dalam
penyerapan tenaga kerja. Padahal, industri pasca panen perkebunan
kopi sangat efetif sebagai penyerapan tenaga kerja di berbagai
daerah. Kondisi demikian pada akhirnya akan mempengaruhi
perekonomian masyarakat.

b. Implikasi peningkatan perekonomian masyarakat terhadap

pembangunan nasionai

Kartasasmita (1996) menyatakan bahwa pembangunan itu

merupakan usaha meningkatkan harkat martabat masyarakat yang

dalam kondisinya tidak mampu melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan. Membangun masyarakat berarti

memampukan atau memandirikan mereka. Dimulainya proses

pembangunan dengan berpijak pada pembangunan masyarakat,

diharapk'an akan dapat memacu partisipasi masyarakat dalam proses

pembangunan itu sendiri.43

Tilaar (1997) mengemukakan, bahwa suatu masyarakat yang

berpartisipasi adalah masyarakat yang mengetahui potensi dan

kemampuannya      termasuk  hambatan-hambatan  karena

keterbatasannya. Masyarakat yang mampu berdiri sendiri adalah

masyarakat yang mengetahui arah hidup dan perkembangannya

termasuk kemampuannya untuk berkomunikasi dan bekerja sama

dengan masyarakat lainnya bahkan pada tingkat regional dan

internasional.44

42 Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013. Kementerian
Pertanian Rl Tahun 2014.
43 Syafi’i. 2007. “Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah; Perspektif
Teoritik": 40. Malang: Averros Press.
44 Makmur, Syarif. 2008. “Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas
Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”: 64. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12