Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
34
Tabei 3.2.
Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia (2009-2013)
Kopi Biji Kopi Sangrai Total
Volume Nilai
Tahun
V o lu m e Nilai Volume Nilai
2009 510.187 83 6,0 708 1,7 510.895 837,7
2010 432.780 812,5 812 4,2 443.592 816,7
2011 346.091 1.034, 8 399 1,9 346.490 1.036,7
2012 447.064 1.244,1 1.526 5,4 448.590 1.249,5
2013* 532.157 1.166,2 1.867 7,7 534.024 1.173,9
Sum ber: Badan Pusat Statistik 2014
Keterangan : * Angka Sementara
Volume (ton)
Nilai (juta US$)
Berdasarkan data di atas, maka tampak bahwa produksi
perkebunan kopi di Indonesia sangat didominasi oleh kopi biji (green
beans) yakni sebesar 99,65 persen (2013). Memang ada peningkatan
volume ekspor kopi sangrai (roasted coffee) dari tahun 2009-2013,
namun hal itu sangat kecii dengan rata-rata di bawah 1 persen.
Kondisi ini mengindikasikan ekspor kopi Indonesia selama ini sangat
kurang memiliki nilai tambah, sehingga kontribusi terhadap devisa
negara tidak maksimal. Bila dihitung secara keseluruhan ekspor
produk kopi termasuk kopi instan, ekstrak, essence, dan concentrate,
kontribusi Indonesia sekitar USD 1,5 miliar sangatlah kecii terhadap
nilai pasar ekspor kopi dunia sebesar USD 28 miliar. Padahal areal
perkebunan kopi Indonesia adalah terluas di dunia.
Sementara itu, hasil perkebunan kopi rakyat yang berkualitas
rendah berdampak pada harga jual kopi tersebut yang rendah pula,
dengan kata lain bahwa pendapatan petani kopi relatif rendah. Hal ini
antara lain ditandai dengan nilai tukar petani (NTP) perkebunan
termasuk petani kopi yang masih fluktuatif. NTP Perkebunan pada