Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

30

        Pada tahun 2013, produksi kopi nasional meningkat kembali yakni
 mencapai 698.887 ton33. Dari total produksi tersebut sekitar 92 persen
 produksi kopi Indonesia dihasilkan oleh petani, sisanya 8 persen adalah
 hasil dari perkebunan swasta dan perkebunan negara. Dengan kepemilikan
tanah mencapai 96 persen, maka produktifitas perkebunan rakyat jauh
lebih kecil dibanding dengan usaha perkebunan swasta dan perkebunan
negara yang kepemilikan lahannya hanya 4 persen. Kalkulasi secara
sederhana terhadap hasil produksi kopi nasional, maka produktifitas petani
kopi hanya mencapai 0,54 ton per hektar, sedangkan perkebunan swasta
dan perkebunan negara mencapai 1,13 ton per hektar.

        Komoditi kopi yang dihasilkan tersebut didominasi oleh jenis kopi
Robusta yakni sekitar 80 persen, sedangkan jenis Arabika hanya 20
persen. Padahal, sekitar 70 persen pasar kopi dunia dikuasai jenis arabika
dan ini pada umumnya berasal dari Amerika Latin terutama Brazil dan
Ethiopia.34 Kopi arabika dipandang memiliki kualitas yang lebih baik
dibanding jenis lainnya. Hal ini bisa dilihat dari harga jualnya yang relatif
lebih tinggi. Kopi arabika hanya tumbuh dan menghasilkan secara optimal
bila ditanam di dataran tinggi.

       Kopi arabika menyukai tanah yang kaya dengan kandungan bahan
organik. Material organik tersebut digunakan tanaman untuk sumber nutrisi
dan mejaga kelembaban. Untuk itulah dewasa ini dikembangkan pola
budidaya organik untuk jenis arabika, dan hasil yang dipasarkan biasa
disebut dengan “kopi spesialti” (specialty coffee). Kopi spesialti ini harganya
sangat mahal, bahkan dua kali lipat lebih dari harga kopi jenis robusta.

       Dalam hal jenis, saat ini kopi spesialti Indonesia makin berkembang,
antara lain yaitu; Gayo Coffee, Lintong Coffee, Mandheling Coffee, Java
Coffee, Bali Kintamani Coffee, Toraja Coffee dan Flores/Bajawa Coffee.
Kopi-kopi tersebut telah menjadi andalan Kopi Indonesia di pasar luar
negeri, karena mempunyai karakteristik dan citarasa yang khas (specialty).
Namun dari sisi jumlah masih tetap kalah dengan negara-negara penghasil

33 Data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Rl Tahun 2014.
              http://madrecoffee.com/kopi-luwak-solusi-meningkatkan-pendapatan-petani-kopi,

diunduh tanggal 21 Agustus 2014 pukul 20:17 WIB.
   1   2   3   4   5   6   7