Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
35
infrastruktur yang tidak memadai, penetapan sistem ekonomi yang
belum jelas, ketimpangan distribusi pendapatan dan ekonomi biaya
tinggi, sedangkan secara eksternal, dapat berbentuk indikator
kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan
menghadapi era globalisasi, dan tingkat dependensi yang cukup
tinggi terhadap asing.
7) Ancaman Berdimensi Sosial Budaya. Ancaman yang
berdimensi sosial budaya dapat didorong oleh terjadinya isu-isu
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu
tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti
separatisme, terorisme, kekerasan yang melekat-berurat berakar,
dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut lama
kelamaan menjadi “kuman penyakit” yang mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme. W atak
kekerasan yang melekat dan berurat berakar berkembang, seperti
api dalam sekam di kalangan masyarakat yang menjadi pendorong
konflik-konflik antar masyarakat atau konflik vertikal antara
pemerintah pusat, dan daerah. Konflik horizontal yang berdimensi
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada dasarnya timbul
akibat watak kekerasan yang sudah melekat. Watak kekerasan itu
pula yang mendorong tindakan kejahatan termasuk perusakan
lingkungan dan bencana buatan manusia.
Di bidang Teknologi dan Informasi, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada dasarnya membawa
manfaat yang besar bagi umat manusia. Seiring dengan kemajuan
Iptek tersebut berkembang pula kejahatan yang memanfaatkan
kemajuan Iptek tersebut, antara lain kejahatan cyber dan kejahatan
perbankan. Kondisi lain yang berimplikasi menjadi ancaman adalah
lambatnya perkembangan kemajuan Iptek di Indonesia sehingga
menyebabkan ketergantungan teknologi terhadap negara-negara
maju semakin tinggi. Kondisi ketergantungan terhadap negara lain
tidak saja menyebabkan Indonesia menjadi pasar produk-produk
negara lain, tetapi lebih dari itu, sulit bagi Indonesia untuk

